"Itu alat-alat broadcast (radio-red) nya yang jelek," tutur Dirjen Perhubungan Udara Kemenhub Herry Bakti di sela-sela acara Seminar Nasional Federasi Pilot 2012 di Hotel Mercure, Ancol, Jakarta Utara, Rabu (20/6/2012).
Oleh karena itu, menurut Herry, radio-radio di sekitar bandara akan ditertibkan karena posisinya terlalu dekat dengan ATC. Termasuk meminta Kemenkominfo agar lebih tegas mengatur penggunaan frekuensi radio.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Herry juga menjelaskan soal adanya kabar pesawat Emirates yang urung mendarat di Bandara Soekarno-Hatta dengan fungsi ATC yang bermasalah. Menurutnya, ATC sudah memberikan informasi ke pilot dengan data-data yang dimilikinya.
"ATC kan tugasnya memberikan informasi. Tentang jarak pandang. Pilot lihat apa, mengalami apa, dan tetap berkomunikasi dengan ATC," terangnya.
Komunikasi sudah dilakukan, tapi akhirnya pilot tidak mau mendarat. Herry berpendapat tidak ada yang perlu dipermasalahkan karena pendaratan adalah keputusan pilot.
"ATC dan pilot saling memberi informasi. Kalau pilot merasa lebih aman dengan tidak mendarat ya tidak apa-apa," jelasnya.
Sayangnya tidak diketahui kapan peristiwa Emirates tidak mau mendarat di Soekarno-Hatta. Begitu juga rute dan nomer penerbangannya.
(gah/fdn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini