Komunitas tersebut, membuka posko tambal ban gratis sejak tanggal 25 Mei 2012.Dikomadoi oleh Johan P Tuilan, komunitas tersebut setiap harinya melayani hampir 15 pemotor yang terkena ranjau paku.
"Asal mulanya karena kita prihatin dengan kondisi seperti ini. Akhirnya tercetuslah membuat komunitas sosial, dan kita juga sama-sama pengguna jalan," kata pria yang akrab disapa Pak Yosi ini, saat ditemui detikcom, di posko Semut Orange, Jl KH Hasyim Azhari, Jakarta, Kamis (14/6/2012).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, dengan ketulusan yang ikhlas mereka pun mendapatkan bantuan keamanan. Sebelum mendirikan posko tambal ban gratis, Yosi dan kawan-kawan juga sudah bersosialisasi dengan lingkungan sekitar.
"Alhamdulillah kita dapat respon baik dari Polsek, Kelurahan, Satpol PP, mereka dukung upaya kita," ungkap Yosi.
Posko tersebut buka pada pukul 06.00 WIB sampai pukul 20.00 WIB. Bagi pengendara yang mengalami robek ban dalam, dan tidak memiliki uang, akan diberikan secara cuma-cuma. Kalaupun dijual, harganya tidak semahal dengan seperti di tukang tambal ban pada umumnya.
Tidak hanya membuka posko tambal ban gratis. Komunitas Semut Orange juga menyisir paku-paku liar yang bertebaran di Jl KH Hasyim Azhari. Tidak tanggung-tanggung, mereka juga menyisir paku hingga sekitar jalanan Tugu Monas.
"Biasanya Subuh kita lakukan operasi penyisiran, ada 4 sampai 5 anggota rutin setiap harinya menyisir ranjau paku," terang Yosi.
Hasil operasi tersebut, rupanya tidak dijual oleh mereka. Menurut Wakil Ketua Semut Orange, Sanawi, hasil operasi tersebut ditaruh di rumah saja dan suatu saat mungkin akan dipertunjukan kepada masyarakat umum.
"Sudah ada ratusan kilo di posko kita paku-paku itu," sambung Sanawi.
Niat mulia mereka juga mendapat respon dari sebagian warga. Karena memerlukan biaya operasi, komunitas Semut Orange juga sudah mempunyai donatur. Alhasil selama 7 hari, mereka dapat menolong para biker yang menjadi korban ranjau paku.
"Kalau dana operasional ada dari modal kita sendiri dan ada juga sumbangan dari para donatur," jelas Sanawi.
Kini Jl KH Hasyim Azhari baik yang mengarah grogol maupun arah Harmoni, bisa dibilang bebas dari ranjau paku. Tapi, itu hanya berlaku saat posko tersebut beroperasi. Malam hari, ranjau paku masih mengintai di daerah tersebut.
"Kalau siang lihat saja tuh, tambal ban pada kosong, tapi begitu kita tutup langsung ramai lagi," keluhnya.
Agar bisa beroperasi 24 jam lomunitas ini masih memerlukan banyak relawan. Bagi yang berminat bisa menghubungi 021 96445512. Jika ingin mendukung komunitas sosial ini kita juga bisa menyumbang dana lewat rekening mereka.
(rvk/gah)











































