Teng...Perang Urat Syaraf Dimulai, Mega-SBY Saling Serang

Teng...Perang Urat Syaraf Dimulai, Mega-SBY Saling Serang

- detikNews
Kamis, 19 Agu 2004 19:01 WIB
Jakarta - Genderang perang bertabuh. Bola api dilempar Mega lewat sindiran. SBY tersambar. Suasana pun memanas. Saling ejek dan menyerang pun tak terelakkan. Teng...perang urat syaraf pun dimulai.Dialog capres resmi dari KPU memang masih jauh waktunya dari pelupuk mata. Tapi hari ini, Kamis (19/8/2004), suasana antara dua kandidat Pilpres putaran dua itu cukup menyengat dan sengit.Mega bak meraih kepercayaan diri yang tinggi saat 4 parpol menyatakan dukungan kepada Mega-Hasyim melalui Koalisi Kebangsaan, yakni dari PDIP, Partai Golkar, PPP, dan PDS.Saat memberi kata sambutan, dengan senyum agak mencibir, Mega melemparkan sindiran. Dia mengaku tidak bisa membayangkan kalau ada yang bilang partai tidak diperlukan dalam Pilpres. Mega cenderung memilih didukung aspirasi rakyat yang dikumpulkan melalui parpol."Sebab seluruh dunia pun seperti itu. Semoga perkataan saya ini ada yang mendengar," katanya dengan senyum sinis dan lirikan mata penuh arti bak melepas anak panah dari busurnya.Siapa sasaran tembak Mega? Memang sang Ketua Umum PDIP itu tidak menyebut nama. Tapi senyum dan lirikan Mega yang misterius itu, serta penekanan kata-kata 'ada yang bilang tidak perlu parpol' itu jelas mengarah pada rivalnya, SBY.Dalam beberapa kesempatan, SBY memang menganggap dukungan rakyat lebih manjur dalam sistem pemilihan langsung, ketimbang parpol. Anggapan SBY itu bahkan membuat beberapa tokoh parpol seperti Gus Dur tersinggung.Benarkah sindiran Mega untuk SBY? Tanpa anggukan kepala dari Mega, ternyata yang disindir sudah merasa. Bagai tersengat lebah, SBY membalas dengan nada agak menghardik. "Ibu Mega harus mendengar. Saya tidak sebodoh itu mengatakan parpol tidak penting," ujarnya dengan nada meninggi. Sejumlah kalimat penjelasan pun dipaparkan SBY.Kalla pun membalas serangan Mega. Pendamping SBY dalam kancah Pilpres ini mengklaim justru pihaknya lebih dulu melakukan koalisi dengan parpol. Hanya saja dengan syarat, mau melakukan perubahan. Itu pun dengan tidak menafikan rakyat.Sebagi bukti SBY-Kalla butuh parpol, lobi terhadap PAN, PKS, PKB dan PBR pun diklaim Kalla sedang diintensifkan.Cukup sampai di situ? Ternyata tidak. Heri Akhmadi selaku anggota Tim Sukses Mega-Hasyim memberi 'cipratan bensin' ke bola api. Dia meminta rakyat jangan mudah percaya dengan iming-iming perubahan yang tidak jelas.Tanpa tedeng aling, Heri menyebut SBY memiliki resep perubahan yang sama dengan Soeharto. Status SBY sebagai jenderal purnawirawan pun dipertegas. Sebab tidak ada tempat lagi bagi pemerintahan militer di negeri ini.Ketua Umum PKPB R Hartono pun ikut menyindir SBY. Sosok pria yang kental dengan keluarga Cendana ini mengingatkan 'dosa' SBY saat menjabat Menko Polkam yang meninggalkan Mega, sang presiden.Akankah bola api kian besar nyalanya? Memang butuh kedewasaan tinggi dan sikap bijak dari para tokoh-tokoh negeri yang selalu mengklaim paling peduli rakyat ini untuk segera memadamkannya. Pertanyaan terpentingnya, Bisakah mereka? (sss/)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads