Rumah Om Liem yang menjadi sasaran amuk massa bernomor 12. 14 Tahun berlalu, namun masih terlihat jelas bekas perusakan dan pembakaran tersebut. Ada bekas warna hitam keabu-abuan di dinding bangunan berlantai tiga tersebut. Pekarangan di sekitar rumah terlihat tidak terurus, banyak ditemui pohon pisang dan semak belukar.
Menurut penjaga rumah tersebut, Nitisasmito (70), sejak dibakar massa hingga kini rumah tersebut tidak pernah diperbaiki. Rencana memperbaikinya ada, namun tidak kunjung terealisasi. "Waktu itu sudah sempat mau diperbaiki, tapi nggak tahu kapan jadinya," kata Nitisasmito saat ditemui di rumah itu, Senin (11/6/2012).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Amuk massa itu mendorong keluarga Om Liem meninggalkan Indonesia menuju Singapura. "Bila rumah Anda telah dibakar, selanjutnya mereka akan mencoba mendapatkan orangnya," kata anak Om Liem, Anthony Salim, seperti diberitakan New York Times edisi 16 Mei 1999.
"Anda tentunya tidak ingin tertangkap di tengah (kerusuhan) seperti itu," imbuhnya. Di Singapura, Om Liem hidup damai hingga akhir hayat. Kebangkitan bisnisnya di Indonesia ditangani oleh Anthony Salim dan kerabat lainnya.
(trq/nrl)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini