Pengeroyok Evan di Pasar Pramuka Salah Paham

Pengeroyok Evan di Pasar Pramuka Salah Paham

- detikNews
Senin, 11 Jun 2012 13:40 WIB
Jakarta - Pengeroyokan terhadap remaja Evan Mulyadi (16) dan teman-temannya di Pasar Pramuka, Jakarta Timur, terjadi karena salah paham. Pelaku bukan mengincar korban melainkan mencari seseorang bernama Rudi.

"Terjadi salah paham. Belasan pelaku pemuda tanggung mengejar korban dan teman-temannya," ujar Kapolsek Matraman Kompol Djoko Santoso kepada wartawan di Polsek Matraman, Jl Matraman Raya, Jakarta Timur, Senin (11/5/2012).

Pelaku yang berjumlah belasan orang itu hanya gerombolan pemuda. "Pelakunya bukan geng motor. Mereka gerombolan pemuda," imbuh Djoko.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Djoko, gerombolan pelaku yang mencari seseorang bernama Rudi namun karena tidak ada, akhirnya menyasar Evan dan 7 pemuda lainnya yang sedang nongkrong di Pasar Pramuka.

Evan yang lari ke Pasar Pramuka, lanjut Djoko, lalu tertangkap di lantai 2. Evan lalu dipukuli bahkan informasi lainnya menyebut korban dijatuhkan dari lantai 2.

"Sementara 2 orang dari teman korban dipukuli dan menderita luka ringan di muka, tangan dan kaki sehingga rawat jalan," beber Djoko.

Hingga kini, polisi masih terus mengejar pelaku. "Kita baru mengamankan barang bukti berupa bambu," ucap dia.

Sebelumnya diberitakan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mendapat laporan mengenai penganiayaan terhadap dua pemuda, di antaranya Evan Mulyadi. Menurut KPAI, penganiayaan ini diawali oleh sebuah peristiwa yang diduga merupakan perkelahian antar kelompok pemuda.

Evan bersama beberapa temannya dikejar oleh segerombolan anak muda dini hari Sabtu, 9 Juni 2012 jam 23.00 WIB.

Evan dan teman-temannya dipukuli dengan kayu dan balok kemudian dilempar dari lantai atas pasar pramuka. Evan yang mengalami koma akhirnya meninggal di RSCM.

(nik/nrl)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads