"Hambalang dibuat monumen kegagalan saja. Jadi sepanjang hayat pemimpin bangsa ingat itu jadi pelajaran. Jadi kenapa proyek (Hambalang) enggak diteruskan? Karena kegagalan," kata Faisal dalam rapat kerja di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (7/6/2012).
Dia mencontohkan sebuah monumen di Aceh. Saat itu ada kecelakaan mobil pribadi yang menewaskan seluruh penumpang. "Disitu ada monumen, supaya yang lewat tidak ngebut. Hambalang begitu saja, jadi selesai itu," ujarnya disambut senyum Menpora.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lain lagi dengan anggota komisi dari Fraksi Golkar Rully Chairul Azwar. Dia meminta Menpora mengklarifikasi surat tertanggal 22 Januari 2010 yang ditandatangani Sekretaris Menpora, Wafid Muharam.
Rully keberatan dengan surat jawaban balasan soal usulan anggaran Rp 2,5 triliun yang terkesan ditujukan secara personal kepada dirinya. Padahal, surat dari komisi X ke Kemenpora yang isinya meminta kementerian menyerahkan usulan anggaran dalam APBNP 2010 ditulis atas nama pimpinan komisi.
"Saya tidak bikin memo atas nama Rully, tapi pimpinan komisi. Saya minta diklarifikasi, ini menyesatkan karena saya tidak pernah bikin surat pribadi," cecarnya.
(fdn/rmd)