"Bahkan beliau berani mengatakan secara terbuka kebijakan tersebut tidak masuk akal karena warga Indonesia yang menjadi kaki tangan Kapten Emad justru yang ditahan oleh otoritas Australia," ujar Guru Besar Fakultas Hukum UI, Hikmahanto Juwana kepada detikcom, Kamis (7/6/2012).
Menurut Hikmahanto, di dalam dunia diplomasi, pernyataan Marty merupakan tamparan bagi pemerintah Australia dan karenanya patut mengubah kebijakannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ketegasan Menlu Marty diharapkan berdampak pada pemahaman pemerintah Australia bahwa Indonesia bukanlah negara yang mudah diatur dan ditekan oleh Australia," tegasnya.
Hikmahanto juga menyebut sikap Marty layak menjadi contoh bagi para menteri lain ketika berhubungan dengan Australia.
"Mereka sepatutnya mengedepankan kepentingan warga dan bangsa Indonesia mengingat warga Indonesia adalah konstituen mereka," jelasnya.
Sebelumnya, Indonesia sangat kecewa dan menilai kebijakan Australia memberikan suaka pada Kapten Emad, otak penyelundupan manusia dari Indonesia ke Australia, tidak masuk logika. Anak-anak Indonesia yang menjadi korban malah ditahan. Indonesia akan meminta penjelasan.
"Kita memerlukan suatu penjelasan dari pihak Australia, bagaimana ini duduk perkaranya. Sulit diterima logika dan mengapa hal seperti ini bisa terjadi," jelas Menlu Marty Natalegawa.
Australia sendiri, imbuhnya, sampai saat ini masih menginvestigasi kebijakan ini. Kemenlu terus berkoordinasi dengan Pemerintah Australia. Marty mempertanyakan kebijakan ini, yang disebutnya kecolongan.
(fiq/mad)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini