Dari berbagai sumber yang dikumpulkan detikcom, Kamis (7/60212), Kapten Emad yang bernama asli Abu Khalid, mendapatkan visa perlindungan dan hak tinggal oleh pemerintah Australia pada tanggal 20 April 2010.
Kapten Emad masuk ke Australia dengan menyamar sebagai pengungsi pada tahun 2010. Saat ini, dia bekerja sebagai pengumpul troli di salah satu supermarket. Istri dan tiga anak Kapten Emad juga tinggal di pinggiran Kota Canberra secara terpisah. Namun semua keluarga Kapten Emad tinggal di perumahan rakyat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam pertemuan di restoran Arab itu, mereka membahas bagaimana mengindari pihak berwenang, termasuk Departemen Imigrasi, petugas perbatasan dan kepolisian federal Australia.
Di tempat itu, Kapten Emad ditunjuk untuk memimpin sebuah penyelundupan manusia ke Australia. Pada tanggal 10 Januari 2010, berangkatlah Kapten Emad dari sebuah pelabuhan di Utara Jawa menuju Australia sebelum akhirnya tertangkap di wilayah Pulau Christmas.
Sebelumnya, Indonesia sangat kecewa dan menilai kebijakan Australia memberikan suaka pada Kapten Emad, otak penyelundupan manusia dari Indonesia ke Australia, tidak masuk logika. Anak-anak Indonesia yang menjadi korban malah ditahan. Indonesia akan meminta penjelasan.
Australia sendiri sampai saat ini masih menginvestigasi kebijakan ini. Kemenlu terus berkoordinasi dengan Pemerintah Australia.
(fiq/mad)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini