Gubernur DKI Mendatang Harus Benahi 4 Kerusakan Lingkungan di Jakarta

Gubernur DKI Mendatang Harus Benahi 4 Kerusakan Lingkungan di Jakarta

- detikNews
Selasa, 05 Jun 2012 07:22 WIB
Jakarta - Kerusakan lingkungan di wilayah Jakarta dinilai sudah cukup memprihatinkan. Kepadatan penduduk ditambah dengan pembangunan tata kota yang tidak terencana dengan baik telah menciptakan kondisi lingkungan Jakarta yang buruk.

Peneliti senior pada The Jakarta Institute (TJI), Ubaidillah, mengatakan sekurang-kurangnya ada empat hal persoalan lingkungan Jakarta yang harus dibenahi gubernur DKI Jakarta terpilih yang akan datang.

"Gubernur saat ini dan sebelumnya sepertinya belum berhasil menciptakan lingkungan hidup di Jakarta sangat baik. Padahal salah satu hal penting dari sebuah ibukota negara adalah terjaganya lingkungan hidup, banyaknya jalur hijau, minimnya polusi, dan aliran sungai yang terjaga," tutur Ubaidillah dalam rilis yang diterima detikcom, Senin (4/6/2012).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam riset yang dilakukan lembaganya, Ubaidillah mengatakan empat hal persoalan lingkungan Jakarta saat ini adalah pertama, Jakarta menjadi kota dengan polusi udara terburuk ke-3 di dunia setelah Mexico City dan Bangkok.

"Kemacetan yang semakin akut juga menjadikan polusi semakin kronis. Jakarta menjadi kota terpolusi ke-3 di dunia," jelasnya.

Kedua, lanjut dia, sungai-sungai di Jakarta berubah menjadi 'tempat sampah raksasa' tanpa ada
upaya pencegahan dan penyadaran kepada masyarakat. Produksi sampah mencapai 6000 ton per hari dengan nyaris tanpa ada pengolahan awal di hulu.

"Upaya pengendalian aliran Ciliwung hanya dilakukan di hilir melalui banjir kanal sementara tidak ada upaya koordinasi denga Pemda di daerah hulu dan tengah untuk mengendalikan aliran Ciliwung," cetusnya.

Ketiga, wilayah Jakarta yang berada di bawah permukaan air laut pasang meningkat dari 8,5 persen pada 2007 menjadi 12,3 persen pada tahun 2012 akibat pembangunan gedung bertingkat dan penyedotan air tanah berlebihan.

"Eksploitasi air tanah dalam yang tidak terkendali oleh gedung-gedung bertingkat telah menyebabkan penurunan permukaan tanah secara signifikan sebesar 40-120 cm. Di sisi lain, waduk yang tidak berfungsi untuk penahan air dan daerah aliran sungai yang dipenuhi bangunan menyebabkan tanpa upaya pemulihan akan menyebabkan Jakarta selalu terancam banjir," imbuh Ubaidillah.

Terakhir, ruang terbuka hijau masih 13 persen, jauh di bawah ketentuan dan tidak mencapai
target 14 persen pada 2012.

"Ini sebenarnya menjadi fakta lingkungan Jakarta saat ini yang harus dibenahi oleh siapapun gubernur terpilih nanti," pungkas Ubaidillah.

(rmd/trq)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads