Peringati Pancasila, Cendekiawan Muslim Gelar Pengajian di Muhammadiyah

Peringati Pancasila, Cendekiawan Muslim Gelar Pengajian di Muhammadiyah

- detikNews
Jumat, 01 Jun 2012 23:34 WIB
Jakarta - Sejumlah cendekiawan muslim hadir dalam pengajian di gedung PP Muhammadiyah, Jalan Menteng Raya 62, Jakarta Pusat. Kali ini tema pengajian agak berbeda: membahas Pancasila dan kondisi Indonesia kini. Tema ini digelar untuk memperingati hari lahirnya Pancasila.

Acara yang dimulai pukul 19.00 WIB, Jumat (1/6/2012) itu dihadiri antara lain Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin, mantan Ketua PP Muhammadiyah yang juga mantan ketua MPR Amien Rais, Wakil Ketua MPR Hadjriyanto Y Thohari, mantan Ketua MK Jimly Ash-shiddiqie, mantan ketua umum PBNU Hasyim Muzadi, mantan Menpora Mahadi Sinambela, mantan wakil ketua MPR AM Fatwa, mantan ketua umum DPP PAN Soetrisno Bachir, ketua MUI Amidhan, dan wakil ketua MPR Farhan Hamid.

Para tokoh nasional ini secara bergiliran berorasi dan berceramah mengenai Pancasila. Hadjriyanto misalnya menyampaikan bahwa Pancasila merupakan hadiah terbesar umat Islam. "Salah satu ketua Muhammadiyah, Ki Bagus Kusumo-lah yg mengusulkan rumusan Pancasila Sila Pertama," kata Hadjriyanto, mantan ketua PP Pemuda Muhammadiyah yang juga merupakan politisi Partai Golkar itu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Hadjri, jasa Muhammadiyah sangat besar bagi Indonesia sejak sebelum merdeka hingga sekarang. "Namun, pemerintah tak mengajak Muhammadiyah ke kabinet sampai kini," sentil Hadjri yang belakangan ini disebut-sebut juga sebagai salah satu politisi muda yang punya potensi menjadi calon presiden RI ini.

Amidhan juga memaparkan peran Ki Bagus Hadikusumo dalam pembentukan Pancasila. "Mr Maramis suatu saat mengajukan keberatan atas 7 kata dari Indonesia Timur. Namun setelah dirumuskan jadi Ketuhanan Yang Maha Esa, keberatan itu akhirnya clear. Itulah salah satu kehebatan Ki Bagus Hadikusumo," puji Amidhan yang merupakan tokoh NU ini.

"Ketuhanan Yang Maha Esa, memang menjadi sila bersejarah, terkait dengan Ki Bagus Hadikusumo," sambung Amidhan.

Saat mendapat giliran bicara, AM Fatwa juga memaparkan tentang kelahiran Pancasila. Menurut Fatwa, ada tiga tokoh yang berperan dalam proses kelahiran Pancasila, yaitu Ki Bagus Hadikusumo, Kasman Singodimejo, dan Abdul Kahar Muzakir. "Tanggal 31 Mei 45, Ki Bagus Hadikusumo sebagai ketua umum PP Muhammadiyah berpidato, dan kemudian dikutip 10 kali kalimat beliau oleh Bung Karno terkait rumusan sila pertama," terang Fatwa.

Hasyim Muzadi juga memberikan sentilan-sentilan yang menarik saat berorasi. "Ketuhanan yang Maha Esa sekarang menjadi Keuangan yang Maha Kuasa. Sampai demonstrasi saja seperti perusahaan, dengan transaksi. Demo itu kan aspirasi, kok sekarang jadi transaksional. Bayangkan di atas demo pangkat, kenaikan jabatan, dan lain-lain itu pasti ada uangnya," kata Hasyim.

Jimly Ash-Shiddiqie menyinggung pentingnya sumbangsih para tokoh Islam dalam menegakan Pancasila di bumi pertiwi. "Sumbangan tokoh Islam dalam perumusan pancasila, tanggal 1 Juni ini, sangat penting bagaimana Pancasila bukan hanya kata-kata tapi sudah diterapkan dalam kegiatan praktek kenegaraan seperti diterapkan dalam undang-undang," kata Jimly .

Sementara Amien Rais lebih berbicara mengenai peran umat muslim di dunia ini. Menurut dia, umat muslim di seluruh dunia ini berjumlah sekitar 1,2 miliar. Namun, di semua negara, umat muslim memiliki persoalan sama, yaitu ketidakadilan, kezaliman, perang saudara, eksploitasi sumber daya alam berlebihan, dan menyembah Amerika Serikat (AS), termasuk Indonesia.

"Negeri-negeri muslim, mentalitasnya itu bersifat inlander (mudah dijajah), yakni mental mudah menyerah/membungkuk apabila berhadapan dengan asing. Negeri kita ini mengidap nasionalisme dangkal. Tidak kaget ketika sumber daya alamnya, batubaranya dibawa habis oleh asing," kata Amien berapi-api.

Beberapa tokoh, seperti Jimly Ash-shiddiqie dan Farhan Hamid meramaikan acara pengajian ini dengan membaca puisi. Jimly membacakan puisi berjudul 'Kita Pemilik Sah Republik Ini' karya Taufik Ismail (1966). Sedangkan Farhan Hamid membacakan puisi pendek dengan judul 'Dengan Puisi Aku' yang juga merupakan karya Taufik Ismail.

Acara pengajian yang diikuti oleh ratusan peserta ini berlangsung hingga pukul 22.30 WIB. Acara ditutup dengan bacaan hamdalah oleh Din Syamsuddin.


(ahy/ahy)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads