Salah satu mahasiswa, Zulfikar Mufti mengatakan perbedaan tarif tunggal dan tarif normal terletak pada pembayaran uang Sumbangan Pembangunan Institusi (SPI) yang diratakan pada biaya per semester.
"Nantinya biaya kuliah per semester akan naik dan memberatkan mahasiswa," kata Zulfikar dalam orasinya di depan gedung Widya Puraya Undip, Tembalang, Jumat (6/1/2012).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Untuk fakultas hukum justru bisa naik menjadi Rp 6 juta hingga Rp 7 juta per semester," jelas Zulfikar.
Dalam aksi di depan gedung Widya Puraya Undip sempat terjadi perbedaan pemahaman antar pendemo terkait tuntutan yang diajukan dalam unjuk rasa. Beberapa mahasiswa menuntun penolakan penuh atas penetapan uang kuliah tunggal, sementara itu mahasiswa lain menuntut uang kuliah tunggal murah.
"Intinya kita ingin uang kuliah murah. Jika ada uang kuliah tunggal, maka diharapkan ada banyak beasiswa yang memperingan biaya kuliah," kata mahasiswa lain, Burhanuddin.
Sementara itu Rektor Undip, Sudharto P Hadi, mengaku akan mendukung mahasiswa yang memperjuangkan tarif tunggal murah dengan memberi bantuan kepada mahasiswa kurang mampu.
"Dari 8 ribu calon mahasiswa, ada sekitar 1.600 yang memperoleh bantuan," kata Sudharto.
Undip dipilih menjadi salah satu pilot project tarif kuliah tunggal yang dicanangkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Dengan kebijakan ini, biaya kuliah di seluruh fakultas sama. Diharapkan tidak ada biaya tambahan.
(alg/try)