Detikcom, yang berkesempatan menyambangi lokasi itu, pada Kamis (31/5/2012) pun ikut melakoni dan melihat ritual itu. Sang juru kuncu yang bernama Suganda, meminta agar setiap orang yang datang mengambil air wudhu yang dilanjutkan dengan azan dan iqomat.
Setelah hal tersebut dilakukan, Sugarda membakar menyan yang sudah disiapkan. Kemudian sebuah kayu dimasukkan ke sebuah lubang. Sebelumnya Suganda sudah menunjukkan panjang kayu itu seukuran tangan. Nah, apabila kayu itu memanjang beberapa centi meter, tandanya kunjungan diizinkan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Detikcom bersama sejumlah rombongan wartawan dan geolog Unsoed pun kemudian bisa bergerak di kawasan itu. Di tengah perjalana, Suganda bercerita, Gunung padang mempunyai ketinggian 618 Meter Diatas Permukaan Laut (MDPL). Gunung ini sudah populer sejak sekitar 50 tahun yang lalu. Sebelumnya gunung tersebut dikenal dengan nama Gunung Cendana.
"Dulu namanya gunung cendana. Namun karena di gunung tersebut selalu mengeluarkan cahaya kemerahan dan biasanya muncul dimusim hujan mau ke musim terang, di sini bercahaya. Dari puncak manik menutup seluruh gunung. Sehingga dinamakan gunung padang," jelas Suganda.
Lokasi Gunung Padang, bila ditempuh dari Purwokerto menuju Kota Majenang sekitar 2 jam. Kemudian dilanjutkan menuju Desa Salebu dengan berjalan kaki sekitar 2 jam. Dari Salebu, kemudian dilanjutkan berjalan kaki menuju Gunung Padang sekitar 1 jam melewati hutan pinang.
Di Gunung Padang itu, terdapat 2 tempat yang kerap dikunjungi warga. Pertama lokasi batu berbentuk balok yang disusun hingga mencapai tinggi 30 meter. Batu-batu itu umumnya memiliki panjang rata-rata 3-4 meter.
Kedua, selain batu bersusun juga terdapat makam yang dianggap keramat oleh orang-orang sekitar. Makam itu disebut sebagai makam Ki Hajar, seorang sesepuh dari Kerajaan Pajajaran. Makam itu biasa didatangi kala bulan suro.
Anda tertarik berkunjung kesana?
(arb/ndr)