Kini kawasan yang namanya sama persis dengan Gunung Padang di Cianjur itu tengah diteliti tim geolog dari Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed). Karena selain ada makam tua, di kawasan itu ada fenomena batu bersusun seperti punden berundak yang ada di Gunung Padang Cianjur.
"Kalau makam di puncak sebelah barat, sedang bebatuan di puncak sebelah timur," kata budayawan Majenang, Hizi Firmansyah saat berbincang dengan detikcom, Kamis (31/5/2012).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ada kuncennya juga untuk batu-batu bersusun itu. Cerita di masyarakat dan juga dari kuncen, dahulu ada bebatuan yang bertulis, tapi sekarang sudah hilang," jelasnya.
Asal muasal bersusun atu itu tidak diketahui, namun cerita turun temurun dari penduduk, makam Ki Hajar dan bebatuan itu ada kaitannya.
"Kabarnya, Ki Hajar itu keturunan kerajaan Pajajaran. Nah, dia ikut membangun batu itu. Tapi saya pikir, usia bebatuan itu jauh lebih tua dari makam itu," jelas Hizi.
Lokasi Gunung Padang di Salebu, Majenang, persis seperti di Cianjur, berada di sebuah bukit. Hanya saja di Majenang ini, masuk kawasan hutan lindung di bawah naungan Perhutani.
Kini tim geolog Unsoed tengah menyelidiki fenomena bebatuan itu. Apakah berasal dari proses tektonik atau buatan manusia.
"Kalau buatan manusia, kita serahkan ke arkeolog dan sejarawan," jelas Ketua Tim Geolog Unsoed, M Aziz.
(ndr/mok)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini