Biarkan KNKT Bekerja, DPR Jangan Paksakan Panja Sukhoi

Biarkan KNKT Bekerja, DPR Jangan Paksakan Panja Sukhoi

- detikNews
Selasa, 29 Mei 2012 07:05 WIB
Jakarta - Komisi V DPR diminta mengurungkan niatnya membentuk Panja kecelakaan pesawat Sukhoi Superjet 100. Pembentukan Panja dikhawatirkan mengganggu pihak terkait dalam menyelidiki penyebab kecelakaan Sukhoi di Gunung Salak, Bogor, Jawa Barat.

Pengamat penerbangan Dudi Sudibjo mengatakan penyelidikan kasus Sukhoi memakan waktu lama. DPR pun tidak bisa memaksa agar proses tersebut cepat selesai. "Kalau DPR minta dipercepat ya tidak bisa," kata Dudi kepada detikcom, Senin (28/5/2012) malam.

Menurut Dudi, perlu waktu bagi pihak terkait yakni Kementerian Perhubungan dan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) untuk menyelidiki kasus ini secara menyeluruh.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tidak ada kecelakaan pesawat yang hanya hanya dikarenakan satu faktor saja.
Anggota DPR harus mengerti itu karenaakan makan waktu yang lama. Pembacaan data kan harus detail," sebutnya.

Menurutnya, tim harus menemukan flight data recorder (FDR) Sukhoi karena data voice cockpit recorder (VCR) belum cukup untuk menggambarkan kejadian sebelum pesawat menabrak tebing.

"Untuk saat ini biarkan saja KNKT bekerja. KNKT sudah bekerja dengan sangat keras, dan kalau tidak ada FDR akan sangat sulit," kata Dudi.

Seperti diketahui, Komisi V memutuskan membentuk Panja kecelakaan Sukhoi. Anggota Komisi V Marwan Jafar mengatakan Panja dibentuk untuk menyelidiki semua hal tentang jatuhnya pesawat Sukhoi SuperJet 100 di Gunung Salak yang memakan 45 korban jiwa.

Menurut Marwan, masih banyak pihak yang harus diminta klarifikasinya oleh Panja Sukhoi agar dapat melihat menyeluruh kedatangan hingga kecelakaan Sukhoi.

"Goal-nya tahu sebab kecelakaan itu apakah human error, natural error, atau lainnya. Jadi kemudian bisa menjadi bahan untuk evaluasi total," kata Marwan kemarin.


(fdn/fdn)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads