Tolak Raja Surakarta Masuk Keraton, Kerabat Ingin Bertemu Jokowi

Tolak Raja Surakarta Masuk Keraton, Kerabat Ingin Bertemu Jokowi

- detikNews
Kamis, 24 Mei 2012 13:50 WIB
Solo - Pihak kerabat Keraton Surakarta yang menolak rekonsiliasi tetap bersiteguh akan menguasai kraton dengan tidak mengizinkan PB XIII dan Panembahan Tedjowulan masuk ke dalam keraton. Mereka beralasan semua pihak harus bicara sebagai pihak yang setara sebagai sentana (kerabat).

"Sinuhun itu juga sentana, sehingga mari berbicara di ruang kasentanan sebagai sama-sama kerabat," ujar kerabat yang menolak rekonsiliasi, Satryo Hadinagoro kepada wartawan di depan Kori Kamandungan, Kamis (24/5/2012).

Dia juga menambahkan, sebelumnya Walikota Surakarta Joko Widodo telah menjanjikan akan bertemu dengan pihak kontra rekonsiliasi. Hingga saat ini, Jokowi belum melakukan itu sehingga belum ada kesepahaman apapun antara pihak kerabat kontra dengan pihak Hangabehi dan kerabat yang pro rekonsiliasi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tindakan pihak kontra ini langsung dikecam oleh pihak pro rekonsiliasi. "Keraton itu milik raja, yang berwenang menentukan keraton adalah raja. Bagaimana mungkin itu para menantu ingin menguasai keraton seperti ini. Karena itulah Sinuhun sebagai pribadi yang mengerti aturan segera melaporkan tindakan sekelompok orang yang ingin menguasai keraton itu ke kepolisian," ujar GPH Suryo Wicaksono.

Sementara itu Wakil Ketua DPRD Surakarta, Kusraharjo, yang ikut serta dalam rombongan yang hendak menuju keraton, menyayangkan tindakan salah satu pihak yang menutup pintu.

"Ini mempermalukan diri sendiri. Seharusnya pintu dibuka dulu, semua masuk, kalaupun ada perbedaan pendapat ya dibicarakan di dalam. Bukan di depan umum seperti ini. Kalau pihak keraton itu mengaku sebagai pelestari budaya adiluhung, apa ya seperti ini budaya adiluhung itu," ujarnya.

(mbr/try)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads