Komarun, anggota Tim I Mapala UI berbagi cerita di balik pengalamannya membantu evakuasi jenazah korban pesawat buatan Rusia yang jatuh di Gunung Salak pada 9 Mei 2012.
"Kita mencari pesawat begitu jatuh, Hari Kamis pukul 05.15 WIB. Saat kita dalam pencarian, kita dengar ada benda jatuh. Kita duga itu pesawat yang nyangkut, terus jatuh lagi," kata Komarun usai acara penghargaan Rektor UI terhadap Mapala UI dalam upaya mereka membantu evakuasi korban Sukhoi di Gunung Salak, di Rektorat UI lantai I, Depok, Rabu (23/5/2012).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita selalu turun ketika ada SAR, jadi setiap waktu itu kita dapat info dari senior katanya ada kecelakaan, ya sudah kita inisiatif untuk ikut evakuasi kecelakaan itu," ujarnya.
Pertama, kata dia, Tim I Mapala UI mencari koordinat yang diberikan KNKT. "Setelah itu, ke puncak 2036. Di puncak itu, kita lihat pesawat dan longsoran tanah," kata Komarun.
"Kita datang sepanjang jalan sudah ada serpihan pesawat. Pas sampai di TKP tiba-tiba di sebelah kanan, langsung melihat semuanya jasad korban, serpihan pesawat. Kita bersama marinir juga sampai lokasi," papar dia.
Komarun mengaku tidak mengalami peristiwa yang mistik saat berada di Gunung Salak.
"Kalau saya tidak terlalu, tetapi Ridwan mimpi didatangi orang banyak. Tetapi, dia tidak kenal pokoknya orang banyak. Mungkin mau mengucapkan terima kasih kali ya," ucapnya.
Ia juga sudah terbiasa membantu evakuasi korban kecelakaan.
"Mau tidak mau mereka kan juga manusia seperti kita. Andai kita tidak bantu, nanti kalau kita di posisi mereka kita juga bantu," kata Komarun diplomatis.
(aan/ndr)