Diduga Karena Konflik Asmara, Asrama Mahasiswa di Makassar Dirusak

Makassar - Bangunan asrama mahasiswa asal Kabupaten Bulukumba, dini hari tadi diserang oleh sekelompok orang tak dikenal. Akibat penyerangan itu, asrama yang menjadi tempat tinggal 22 mahasiswa asal kabupaten tersebut rusak berat.

Menurut salah satu saksi mata yang juga penghuni asrama tersebut, Arni (22), penyerangan dimulai sekitar pukul 01.30 WITA. Pada saat itu ratusan orang yang diduga berasal dari kelompok mahasiswa asal Kabupaten Palopo, menyerang asrama yang terletak di Jalan Raya Melengkeri III, Lorong III, Mangasa Tamalate, Makassar tersebeut.

Pada saat penyerangan, asrama memang sudah kosong karena sudah ditinggalkan para penghuni yang sudah diperingatkan oleh pihak kepolisian setempat. Karena sudah ditinggalkan oleh penghuninya, mengakibatkan para penyerang dengan bebas melakukan aksi perusakan dan pembakaran.

"Saya sudah mengungsi ke rumah yang terletak di seberang asrama saya. Sayangnya pada saat aksi terjadi tidak ada penjagaan atau pencegahan dari pihak kepolisian. Mereka membakar asrama dengan menggunakan bom molotov, setelah membakar, mereka lalu langsung pulang," ujar saksi mata Arni, saat ditemui di lokasi, Jumat, (18/5/2012).

Peristiwa ini diduga merupakan rentetan dari peristiwa yang sebelumnya telah berlalu, di mana berawal dari perebutan cinta seorang wanita di antara mahasiswa asal Bulukumba dan Palopo tersebut. Namun, peristiwa ini tersu merembet dan akhirnya puncaknya terjadi pada dini hari tadi.

"Ini masalah cewek ini. 10 Mei 2011 lalu, asrama ini juga pernah diserang, tetapi tidak dibakar, hanya dilakukan perusakan terhadap jendela depan. Sebelum kejadian ini juga, mahasiswa yang berasal dari Bulukumba sempat dikejar-kejar oleh mahasiswa dari Palopo," ujar mahasiswi Universitas Muhammadiyah Makassar tersebut.

Hingga saat ini, polisi sudah memasang garis polisi di sekitar lokasi. Selain itu dari Puslabfor Polda Sulselbar sedang melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP). Polisi juga sudah memintai keterangan 5 orang saksi dari pihak penghuni asrama.

(riz/fjp)