Cerita bermula saat Ngadiyun yang sedang bertugas di posko Cijeruk didekati oleh seorang anggota tim evakuasi asal Rusia. Mereka bercakap-cakap dengan menggunakan bahasa tarzan dan bahasa Inggris seadanya.
Anggota tim dari Rusia tersebut kemudian menawarkan kaos berwarna biru yang merupakan seragam tim evakuasi Rusia. Kemudian si Rusia menunjuk-nunjuk ikat pinggang Ngadiyun dan memberi kode meminta ikat pinggang tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ngadiyun pun memberikan ikat pinggangnya yang terdapat lambang Polri tersebut. Ia mengaku senang bisa berbagi suvenir dengan anggota tim dari Rusia. Dari komunikasi bahasa tarzan, dia mengetahui bahwa pisau itu bisa mengapung di air.
"Saya senang," tuturnya.
(trq/nwk)