"Pekan ini laporan dari staf selesai, kalau nggak Kamis ini, ya Selasa depan," ujar anggota BK DPR, Fahri Hamzah, di Gedung DPR/MPR, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (15/5/2012).
Fahri menambahkan, yang ditangani oleh BK adalah mengenai apakah ada pelanggaran kode etik atau tidak dari anggota DPR tersebut, bukan masuk pada wilayah hukum materiil. Penegakan kode etik dinilai sangat penting karena dia menilai bisa saja anggota DPR tersebut sebenarnya menjadi korban dari pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut kader PKS ini, salah satu kesulitan dari mengungkap kasus tersebut adalah masih belum jelasnya asal-usul video tersebut. BK sejauh ini bergerak atas dasar pemberitaan yang cukup besar di masyarakat, bukan atas laporan dari masyarakat atau korban.
"Ini masalahnya, pelapornya tidak ada, pengunduhnya juga tidak ada. Ini bisa gampang diungkap dan ditindaklanjuti, kalau yang bersangkutan berani melaporkan," tutupnya.
Seperti diketahui beberapa waktu lalu beredar video porno mirip anggota DPR. Anggota Komisi IX DPR, Karolin Margret Natasha disebut-sebut sebagai wanita yang mirip dengan pemain di video itu.
Ayah Karolin, Gubernur Kalbar, Cornelis, sudah membantah kalau pemain di video itu putrinya. Dia yakin video itu palsu dan menyebutnya bermotif politik seiring Pilkada Kalbar pada September 2012.
Sementara Politikus PDIP yang sebelumnya ikut disebut menjadi pemeran pria, Aria Bima, juga membantah. Dia bahkan berencana menggugat pihak yang telah menyebar fitnah.
(riz/nwk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini