Pengamat Duga Sukhoi Superjet 100 Dilengkapi Kursi Pelontar

Pengamat Duga Sukhoi Superjet 100 Dilengkapi Kursi Pelontar

- detikNews
Senin, 14 Mei 2012 04:18 WIB
Jakarta - Pengamat penerbangan Chappy Hakim menduga pesawat Sukhoi SuperJet 100 yang jatuh di Gunung Salak dilengkapi kursi pelontar (Ejecting Seat). Kursi pelontar dipasang untuk menyelamatkan pilot dalam kondisi bahaya.

"Itu kan pesawat prototipe, pesawat yang masih digunakan untuk penyempurnaan. Jadi memang dia dilengkapi parasut untuk pilot dan enginer. Kenapa, karena dia akan mencoba pesawat itu untuk manuver berbahaya dan pada saat kondisi tertentu dia harus menyelamatkan diri," kata Chappy kepada detikcom, Senin (14/5/2012).

Namun, Chappy yakin pilot pesawat Sukhoi tak berniat melarikan diri. Kursi tersebut, lanjut Chappy, otomatis terlempar saat pesawat hendak menabrak tebing di Gunung Salak.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jadi dia bukan meloncat, tapi itu terbuka karena pesawat itu akan menabrak," katanya.

7 orang personel Komando Pasukan Khusus (Kopassus) berhasil membuka jalur menuju tebing yang menjadi titik kecelakaan pesawat Sukhoi Jet 100. Dalam proses evakuasi, tim baret merah itu berhasil menemukan jasad yang diduga pilot pesawat.

Kepala regu tim, Sertu Abdul Haris, yang memimpin pasukan mengatakan, dia bersama 6 orang rekan kesatuan tengah berupaya menuruni tebing curam dengan tingkat kemiringan 85 derajat.

"Saat menuruni tebing kita melihat ada jasad di atas pohon bergelantungan di parasut," kata Haris kepada wartawan, Sabtu (12/5), di Posko evakuasi Embrio, Kabupaten Bogor.
(van/van)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads