Namun mantan kepala Sukhoi, Mikhail Pogosyan menegaskan, masih terlalu dini untuk menyebut kesalahan pilot sebagai penyebab kecelakaan tragis itu.
Pogosyan pun menyebut Alexander Yablontsev, pilot Sukhoi nahas tersebut, sebagai pilot penguji terbaik Rusia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ditegaskannya, penyebab tragedi ini baru akan bisa dipastikan setelah proses pembacaan data informasi dari kotak hitam pesawat yang berisi rekaman data penerbangan.
"Sekarang ada kesempatan nyata untuk mempelajari lokasi kecelakaan.... Pakar-pakar kami bekerja sama dengan pakar-pakar Indonesia," tutur Pogosyan dalam wawancara dengan saluran Russia 24.
Hal yang sama disampaikan Presiden Pesawat Sipil Sukhoi Vladimir Prisyazhnyuk. Menurutnya, terlalu dini untuk menyebutkan apa yang menyebabkan jatuhnya pesawat.
"Kami belum melakukan pemodelan apapun di perusahaan kami dan belum menarik kesimpulan apapun. Kami akan melakukan hal ini ketika komisi resmi sudah siap dan ketika kami telah mendapatkan data penerbangan," tandasnya.
Seperti diketahui, pesawat Sukhoi Superjet 100 melakukan joy flight dari Bandara Halim Perdana Kusuma dalam rangka promosi kepada konsumennya. Setelah berhasil pada penerbangan pertama, pesawat yang mengangkut penumpang dari berbagai kalangan termasuk lima wartawan itu, hilang kontak dan ditemukan di kawasan gunung Salak pada Kamis (10/5/) pagi oleh tim SAR.
(ita/ita)