Hasilnya, polisi bisa datang ke tempat kejadian perkara (TKP), kurang dari 5 menit.
"Itu kita sudah launching tanggal 20 April lalu. Kita sudah praktikkan dalam waktu paling lama 5 menit kita sudah sampai di TKP. Saya jamin," kata Kapolresta Bandar Lampung Kombes Pol Muhammad Nurrochman pada detikcom, Rabu (9/5/2012).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Karena Lampung juga mendukung situasi wilayahnya, kita bisa baca dan kita berani bawa alat itu. Alat itu dibikin untuk quick information," ujarnya.
Menurut Nurrochman, cara kerja alat ini yakni setelah dipencet, maka akan langsung menyambung ke Polres. Kurang lebih 15 detik setelah dipencet, polisi akan menerima bunyi alarm dari tombol tersebut.
"Jadi itu kita terimanya alarm. Alarmnya bunyinya cukup kencang. Karena jika anggota lagi tidur itu langsung kedengaran," ujarnya.
Selain itu, lanjut Nurrochman, anggota polisi atau perwira yang nomor teleponnya sudah didaftarkan di server juga otomatis akan menerima informasi darurat dari lokasi yang memencet tombol tersebut.
"Jadi nanti apa pun kejadiannya kalau sudah menerima alarm itu petugas yang terdekat akan tiba di lokasi. Anggota dan perwira juga menerimanya. Semuanya turun ke lapangan yang menerima informasi itu," jelasnya.
Tak cuma di Polres, beberapa Polsek juga sudah dipasangi alarm. 3 Polsek yang terdekat dari TKP akan dikerahkan ke lapangan.
"Jadi misalnya kejadiannya di daerah A, masuk Polsek A. Nah Polsek B dan C yang dekat dengan Polsek A ikut turun membantu," ucapnya.
Sejak 20 April tersebut, sudah ada beberapa rumah pribadi yang memasang panic button itu, juga Bank Perkreditan Rakyat, dan jumlah pom bensin.
"Rencananya ada 10 pom bensin. Lalu kita mau gandeng Indomaret dan Alfamart yang memang rawan perampokan. Ini sebagai langkah quick respons kita kepada masyarakat," imbuhnya.
(gus/nrl)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini