"Pernyataan itu jangan terlalu dipikirkan, hubungannya nggak jelas. Seperti dia bilang, populasi burung kicau menurun. Ini kan benar. Jumlah koruptor meningkat. Ini juga betul kan. Lalu disimpulkan, koruptor bertambah karena jumlah burung kicau menurun. Ini kan kesimpulan yang nggak logis," ujar Pratikno kepada detikcom, Selasa (8/5/2012).
Dia mengatakan orang yang korupsi adalah orang yang punya jabatan. Orang yang berpengaruh banyak yang merupakan alumni universitas besar. "Jadi memang sudah sewajarnya. Jadi dari universitas besar melahirkan lulusan kompetitif," tambahnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Itu sama aja dengan bilang 'oh yang banyak korup itu orang Jawa'. Ya iya, kan yang banyak jadi pejabat kan orang Jawa. Lucu saja, ngapain kita serius-serius memikirkan pernyataan itu. Kesimpulannya dia itu keliru. Struktur partai dan struktur finansial partailah yang mendukung korupsi terjadi," papar Pratikno.
Menurutnya, UGM berkomitmen agar sikap antikorupsi dan good governance itu tidak berhenti pada knowledge. Mahasiswa bahkan sudah belajar sikap-sikap itu di organisasi mahasiswa di kampus.
"Misalnya tiap anggaran dari kampus untuk mereka, walau sedikit tapi dimintai transparansi dan pertanggungjawabannya. Nah, institusi pasca universitas juga bekerja dong. Perguruan tinggi kan mencetak manusia yang dinamis. PT kan tidak mencetak orang-orang yang tidak bisa berubah ketika nanti mereka ada di tempat baru," tutur dia.
(vit/ndr)