Para sopir menggelar aksi di Jalan Kampung Melayu Besar, Jatinegara, Jakarta Timur, pada Selasa (8/5/2012) sejak pukul 14.00 WIB hingga pukul 18.00 WIB. Aksi digelar di depan gardu sebuah ormas yang ditengarai berada di balik pelarangan Metro Mini T 52 melintas di bawah flyover Tebet.
"Sudah tiga hari kami dilarang ambil sewa dan memutar di bawah Flyover Tebet," kata Agus, salah seorang sopir Metro Mini yang ikut dalam aksi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Karena tidak terima, Agus kemudian melawan. Akibatnya terjadi cekcok mulut. Kalah jumlah dengan anggota ormas itu, akhirnya Agus memilih mundur.
Peristiwa tidak berhenti sampai situ saja. Metro Mini yang dikendarai Agus dikejar oleh 20 orang yang mengendarai 10 sepeda motor. Mereka adalah orang-orang yang sebelumnya terlibat adu mulut dengan dirinya.
"Ketika di Buaran, kaca depan mobil saya dilempar helm," sambungnya.
Dia menambahkan trayek Metromini T 52 yang memutar di bawah kolong flyover Tebet merupakan trayek tidak resmi. Pihaknya harus membayar Rp 22 ribu per hari per mobil untuk lewat sana.
"Kami minta bekingan agar bisa lewat trayek kolong flyover Tebet dengan membayar Rp 22 ribu per hari per mobil selama 12 tahun," ujar Agus.
Menurutnya trayek yang dilewatinya itu, harus bersaing dengan Mikrolet M 44. "Mereka merasa tersaingi dengan untuk mengambil sewa penumpang," tuturnya.
Mikrolet M 44 memiliki trayek Kampung Melayu-Karet via Tebet, dan bersinggungan langsung dengan Metromini T 52 di bawah flyover Tebet atau tepatnya di Stasiun Tebet, Jakarta Selatan. Para sopir Metro Mini T 52 menduga mikrolet itu dibekingi salah satu ormas di Ibukota.
(vit/nwk)