"Saya pun belum bisa disebut sebagai survivor kanker. Diagnosa kanker paru stadium 4 baru ditegakkan 5 bulan yang lalu. Dan sampai kata sambutan ini saya tulis, saya masih berjuang untuk mengatasinya. Tetapi saya tidak bertanya 'Why me ??'," tulis Endang dalam buku tersebut, tertanggal 13 April 2012.
Endang justru menganggap bahwa penyakit yang dideritanya itu adalah anugerah ilahi. Penyakit mematikan yang ia idap bahkan membuatnya lebih mensyukuri nikmat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tuhan pasti mempunyai rencanaNya, yang belum saya ketahui, tetapi saya merasa SIAP untuk menjalankannya. Insya Allah. Setidaknya saya menjalani sendiri penderitaan yang dialami pasien kanker, sehingga bisa memperjuangkan program pengendalian kanker dengan lebih baik,".
"Bagi rekan-rekanku sesama penderita kanker dan para survivor, mari kita berbaik sangka kepada Allah. Kita terima semua anugerahNya dengan bersyukur. Sungguh, lamanya hidup tidaklah sepenting kualitas hidup itu sendiri. Mari lakukan sebaik-baiknya apa yang bisa kita lakukan hari ini. Kita lakukan dengan sepenuh hati. Dan .... jangan lupa, nyatakan perasaan kita kepada orang-orang yang kita sayangi. Bersyukurlah, kita masih diberi kesempatan untuk itu,"
(mad/mpr)