Sebelum menjadi Bupati Lampung Selatan sejak 6 Agustus 2010 lalu, Rycko dikenal aktif dalam berbagai organisasi. Dalam catatan organisasi Rycko, dia pernah menjadi Wakil Ketua DPD KNPI DKI Jaya pada 2002 hingga 2005.
Pria kelahiran Jakarta 30 Agustus 1971 juga pernah menjadi Ketua Majelis Pimpinan Wilayah (MPW) Pemuda Pancasila Lampung pada 2005 hingga 2010. Keterlibatannya dalam Pemuda Pancasila bermula dari niat mendukung sang ayah yang mencalonkan diri menjadi Gubernur Lampung pada tahun 2004. Demikian dikutip dari blog Rycko: http://ryckomenoza.blogspot.com.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak hanya itu, Rycko juga dipercaya menjadi Ketua Ikatan Motor Indonesia (IMI) wilayah Lampung periode 2009-2014. Kepemimpinan Rycko di IMI mendapat dukungan keluarga. Apalagi otomotif merupakan salah satu hobinya sejak kecil. Sang ayah telah mengajarkan cara mengendarai kendaraan bermotor yang aman sejak ia kecil.
Namanya pun tercatat sebagai Ketua Bidang Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Lampung untuk periode 2009 hingga 2014.
Dalam pilkada Lampung Selatan, Rycko Menoza dan Eki Setyanto diusung Partai Demokrat, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra). Pasangan ini memenangkan kontestasi setelah meraih 35,85 persen atau 166.089 suara.
Sesaat setelah memenangkan kursi nomor satu di Lampung Selatan, Rycko dituding melakukan kecurangan yang masif, terstruktur dan sistematis dalam pilkada. Pelanggaran yang dilakukan berupa adanya pembagian sembako di hampir tiap daerah di Kabupaten Lampung Selatan. Gugatan atas pemenangan Rycko-Eki pun dilayangkan ke Mahkamah Konstitusi (MK). Namun MK 'memenangkan' Rycko karena menilai gugatan pemohon salah objek.
'Dinasti Kepala Daerah'
Rycko resmi menjadi Bupati Lampung Selatan setelah dilantik oleh ayahnya sendiri. Ya, Rycko adalah anak pertama Gubernur Lampung Sjachroedin ZP. Nah, Sjachroedin ini adalah anak dari Zainal Abidin yang menjadi Gubernur Lampung periode 1966-1973. Sehingga Rycko merupakan cucu Zainal Abidin.
Sebelum menjabat sebagai gubernur Lampung, Zainal Abidin Pagaralam pernah memegang berbagai jabatan di pemerintahan. Antara lain sebagai Bupati Lampung Utara, Bupati Lampung Selatan, Bupati Belitung, Walikota Tanjung Karang (sekarang Bandar Lampung) dan juga sebagai Residen Karesidenan daerah Lampung.
Sedangkan adik Rycko, Handitya Narapati SZP, merupakan Wakil Bupati Pringsewu. Sebagaimana kakaknya, Handitya yang berpasangan dengan Sujadi Saddat juga dilantik oleh sang ayah.
Sebagai bupati, rekam jejak Rycko tidak berjalan mulus. Dia pernah tersangkut kasus pemukulan terhadap seorang anggota polisi, Bripda Riki Pendri pada awal 2010 silam. Kasus ini menguap begitu saja sebab ayah Rycko, Sjahchroedin ZP, selain sebagai Gubernur Lampung juga pernah menyandang bintang tiga polisi atau Komisaris Jenderal dengan jabatan terakhir sebagai Deputi Kapolri Bidang Operasional.
Nah, di masa kepemimpinannya di Lampung Selatan, Rycko berinisiatif membangun patung sang kakek yang di matanya sangat berjasa di Lampung. Patung ukuran jumbo itu dibangun dengan merogoh dana APBD Rp 1,3 miliar. Menurut Rycko, pembangunan patung sudah melalui prosedur pembahasan di DPRD dan dikeluarkan Perda.
Tidak setuju dengan keberadaan patung Zainal Abidin, warga pun menumbangkan patung tersebut. Bahkan patung setinggi 10 meter itu dipenggal kepalanya. Tumbangnya patung ini tentu menjadi catatan tersendiri untuk 'Dinasti Zainal Abidin'.
(vit/nrl)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini