
"Dalam pertemuan ini, Maria Otero sangat terkesan perkembangan demokrasi di Indonesia. Karena ia mengikuti secara dekat sejak tahun 90-an awal, ketika menjadi periset di BKKBN, lalu di BRI ketika meneliti program micro credit atau finance," ujar Eva Kusuma Sundari dalam pesan singkatnya, Kamis (26/4).
Menurut Eva, sepulang dari kunjungannya ke Jakarta tahun 2010 selaku Wamenlu, Maria Otero menyatakan ke media AS bahwa Indonesia adalah model terbaik bagi dunia untuk pengembangan demokrasi dan nilai-nilai Islam yang damai, serta peran keluarga sipil yang sehat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dalam diskusi, delegasi menyatakan keprihatinan dan keberatan atas standar ganda kebijakan AS soal Palestina, dan stigmatisasi negatif terhadap masyarakat Islam," ujarnya.
Kata Eva, dalam pertemuan ini, Ahmad Yani dari Fraksi PPP, misalnya, menyoroti masih dioperasikannya penjara Guantanamo oleh AS sampai saat ini.
"Merespon hal tersebut, Maria Otero memandang perlu intensifikasi dialog terutama antara masyarakat dua negara, sehingga bisa memperbaiki saling percaya di antara keduanya," ujarnya.
Maria Otero juga menekankan pentingnya melibatkan kelompok muda dalam upaya mempererat hubungan dua bangsa. ;
"Selain akan merupakan investasi sosial yang berjangka panjang, para pemuda punya banyak kelebihan dalam berperan sebagai duta-duta budaya yang baik bagi dua negara terutama ke dalam negeri masing-masing," pungkasnya.
(nwk/nwk)