"Itu (pelemparan) tidak ada. Karena kita masih melaksanakan acara ultah di situ,
makan-makan," ujar Kadispen TNI AD Brigadir Jenderal Pandji Suko Hari Judho.
Pandji mengatakan itu dalam jumpa pers di Kartika Media Center, Jl Abdulrahman
Saleh I, Jakarta Pusat, Kamis (26/4/2012).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pelakunya kita tidak tahu, dari TNI AD tidak ada pelemparan. Mungkin dari yang
lain. Kan kita tidak tahu, tidak ada baku tembak, prajurit TNI AD tidak bawa senjata. Itu penembakan, bukan bentrokan," ucap Pandji.
Penjelasan Pandji ini berbeda dengan polisi. Versi Polri, peristiwa itu berawal saat anggota Brimob yang sedang patroli melintas di depan kantor PU Limboto. Mereka dilempari botol dan batu oleh sekelompok orang. Akibatnya ada dua orang anggota Brimob yaitu Briptu Sarifudin dan Briptu Asrul terluka di bagian kepala.
Pukul 01.00 Wita, personel Brimob kembali ke TKP. Di sini mereka menangkap 2
anggota Kostrad dan menembakkan peluru -- yang disebut Mabes Polri sebagai peluru karet -- dan mengenai 4 prajurit Kostrad. Penembakan dilakukan karena
prajurit Kostrad berusaha menabrak personel Brimob dengan motor. Penembakan itu membuat 4 prajurit terluka, 1 di antaranya kritis. Hari ini prajurit yang kritis meninggal dunia.
(nik/nrl)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini