Upaya pendekatan itu dilakukan KBRI Athena dengan acara Indonesian Night bekerjasama dengan The Westin Astir Palace Hotel, Travel Plan, Insider Magazine dan Qatar Airways bertempat di The Westin, Astir Palace Hotel Athena (24/4/2012) waktu setempat.
Hadir menurut keterangan Pelaksana Fungsi Pensosbud Jani Sasanti kepada detikcom antara lain Irjen Kemlu Yunani Stavros I. Lykidis, Pejabat Urusan Diplomatik Istana Presiden Harris Deparanos, sejumlah Duta Besar negara sahabat, pejabat pemerintah Yunani, kalangan pengusaha, korps diplomatik di Athena, anggota Women International Club, dan warga Yunani Sahabat Indonesia memadati Cosmos Hall berkapasitas 500 orang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Acara ini merupakan bagian dari Indonesian Food Festival yang digelar oleh hotel berbintang lima tersebut sejak 20/4 dan akan berlangsung sampai 29/4/2012. Dua chef spesialis kuliner otentik Indonesia didatangkan dari tanah air.
Selama periode tersebut setiap hari restauran hotel menyediakan khusus menu Indonesia seperti Salad Solo, Gado-gado Jakarta, Otak-otak Ikan, Tahu Gejrot, Karedok Bogor, Lumpia Semarang, Sate Ayam, Soto Kudus, Kimlo Solo dan Laksa Bogor. Harga bervariasi dari 8 sampai 14 Euro,
Sebagai hidangan utama Nasi Uduk, Nasi Liwet Solo, Nasi Bali, Mie Godok Jawa, Tongseng Beef, Nasi Timbel, Nasi Lombok, dan Nasi Begana, dengan porsi minimalis dan presentasi indah standar hotel berbintang. Sekepal main course ini harganya rata-rata berkisar antara 20 sampai 25 Euro.
Sementara hidangan penutup yang disediakan antara lain Pisang Goreng Saus Coklat, Klepon, Ongol-ongol Pelangi, Urap campur dan Wajik Ketan dengan harga rata-rata 7 Euro. Kemudian juga ada Bandrek (5 euro) dan Wedan g Jahe (4 euro).
Khusus untuk Indonesian Night, para tamu undangan dapat menikmati kuliner eksotis dan lezat dari Indonesia itu secara cuma-cuma.
Seluruh interior restauran dan lobi Cosmos Hall disulap menjadi bernuansa Indonesia, lengkap dengan dekor dinding bermotif batik sampai payung Bali, ukiran Bali, congklak, keris, wayang kulit, wayang golek, gamelan, berbagai macam topeng tradisonal, serta Patung Garuda Jatayu setinggi 2 meter di depan pintu masuk restauran menyambut para tamu.
"Saya lebih menekankan di bidang sosial budaya untuk manfaat ekonomi, sebab saya melihat upaya peningkatan hubungan ekonomi secara langsung itu sulit mengingat krisis yang sedang membelit Yunani," ujar Duta Besar RI Luar Biasa Berkuasa Penuh untuk Republik Yunani Ahmad Rusdi.
Menurut Dubes, acara yang dikemas cukup sederhana dan prihatin namun meriah ini secara kualitas menjadi sangat spektakuler berkat dukungan dan hubungan baik dengan berbagai mitra, yang telah dijalinnya selama ini.
Sebelumnya dalam sambutannya, Dubes menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan hubungan baik yang sudah terbina dan mempromosikan pariwisata Indonesia khususnya budaya Indonesia yang sangat beragam.
"Dengan lebih dari 400 suku bangsa, Indonesia kaya seni tradisional baik tarian, musik maupun adat istiadat lainnya. Tiap-tiap suku mempunyai tradisi kuliner unik, yang menarik untuk dikunjungi," ujar Dubes.
Dubes yang akan mengemban tugas baru sebagai Kepala Protokol Negara sekalian berpamitan dengan para kolega dan mitra kerja, serta mengharapkan kegiatan ini dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat Yunani terhadap Indonesia, selain meningkatkan people-to-people contact antara warga kedua negara.
Klimaks penampilan pada malam itu seolah menghipnotis para tamu undangan, yakni Tari Rapai Geleng dari Aceh yang dimainkan dengan ritmik, dinamik dan kecepatan tinggi. Setiap kali jeda gerakan, aplaus para tamu undangan pun membahana.
Disusul kemudian dengan konser angklung interaktif, antara lain memainkan lagu-lagu Nusantara seperti Begawan Solo dan Alusi Au serta lagu-lagu rakyat Yunani seperti "Dinata-dinata" dan "Dari-dari". Tak pelak, pada saat angklung menggetarkan nada-nada yang sudah familiar, para tamu pun ikut terlibat mengiringi.
Setelah itu para tamu mendapat masing-masing satu angklung, kemudian konduktor membimbing mereka bagaimana memainkan instrumen musik dari bambu itu. Suasana riuh-rendah dan takjub mewarnai sesi interaktif tersebut. Puncaknya para tamu diajak bersama-sama memainkan lagu "Edelweis" sesuai not yang mereka pegang.
"Amazing! Luarbiasa. Saya sungguh sangat menikmati persembahan seni budaya negara Anda yang begitu unik," puji Charge de Affairs Kedubes Peru Hernan Delgado.
Sementara sepasang warga masyarakat Yunani kepada Dubes Rusdi menyatakan kekaguman mereka betapa instrumen begitu sederhana dari bambu bisa dimainkan untuk lagu-lagu rakyat Yunani.
"Terutama salut pada sang penyanyi, yang cukup fasih menyanyikan lagu 'Dinata-dinata'dan 'Dari-dari', sebab bahasa Yunani cukup sulit," imbuhnya.
Secara keseluruhan para tamu mengungkapkan kepuasan mereka dan menanyakan kapan jadwal kegiatan budaya berikutnya yang akan diselenggarakan oleh KBRI Athena. Bahkan mereka ingin mengetahui lebih jauh mengenai Indonesia dan menyatakan keinginan untuk berkunjung langsung ke Indonesia.
Malam Indonesia disempurnakan dengan penarikan lucky draws dengan hadiah utama empat tiket pesawat terbang pulang pergi Athena-Bali, setahun berlangganan gratis Insider Magazine dan hadiah lainnya. Acara ini juga mendapat perhatian luas dari sejumlah stasiun televisi setempat.
(es/es)