Latar Belakang Geng Motor Jakarta Beda dengan Bandung

Latar Belakang Geng Motor Jakarta Beda dengan Bandung

- detikNews
Minggu, 15 Apr 2012 16:58 WIB
Jakarta - Sebelum Jakarta, aksi geng motor sudah membuat resah warga Bandung. Namun latar belakang geng motor di dua kota besar tersebut berbeda meski keduanya sama-sama kerap berbuat onar dan meresahkan warga masyarakat.

"Kalau Bandung itu mulainya dari touring motor. Kalau Jakarta lahir dari arena balap liar," ujar Koordinator Indonesia Police Watch (IPW), Neta S Pane, kepada detikcom, Minggu (15/4/2012).

Menurut dia fenomena geng motor di Ibukota sudah lama terjadi. Seolah keberadaan geng motor yang kerap meresahkan ini cenderung dibiarkan. Neta pun bertanya-tanya apakah polisi takut atau tidak mampu mengatasi kelompok tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Seharusnya dibubarkan saja dengan mengerahkan polsek dan polres. Kalau tidak ditangani, dibiarkan saja akan semakin banyak aksi main hakim sendiri. Konflik sosial di masyarakat meruncing," sambungnya.

IPW mendata ada 3 perilaku buruk geng motor yakni balapan liar, judi atau taruhan, dan tawuran (pengeroyokan). Angka taruhan untuk wulayah Jakarta cukup mengejutkan yakni Rp 1 juta hingga Rp 5 juta.

"Sedangkan di pinggiran Jakarta antara Rp 100 ribu hingga Rp 1 juta. Jika memakai joki, pasar taruhan bisa mencapai Rp 5 juta sampai Rp 25 juta," lanjut Neta.

Sejumlah petaruh patungan dan joki mendapat bagian 10 sampai 25 persen jika menang. Nah, tragisnya, anggota geng motor di arena balapan liar ini masih sangat muda. Usianya ditengarai antara 14 hingga 22 tahun.

"Keterlibatan bengkel-bengkel tertentu dalam balapan liar ini sangat menonjol," ucap Neta.

Sebelumnya, anggota TNI AL, Kelasi Arifin, dikeroyok hingga tewas di Pademangan, Jakarta Utara pada 31 Maret 2012. Setelah pengeroyokan terhadap Arifin, serentetan pengeroyokan terjadi di SPBU Danau Sunter pada tanggal 7 April dan menyusul pengeroyokan di Kemayoran, Jakpus pada keesokannya tanggal 8 April.

Pada Jumat, 13 April aksi geng motor kembali terjadi. Mereka menyerang mini market dan menganiaya pengunjung. Di dalam aksinya dini hari ini, Anggi meninggal dunia karena dibacok. Saat konvoi melintas Jalan Pramuka, Jakpus, dua anggota konvoi ditembak oleh pengemudi mobil Yaris warna putih.

Kadispen TNI AL Laksamana Pertama Untung Suropati membenarkan dua anggotanya tertembak yakni Kelasi Sugeng Riyadi, anggota Lafial dan Prada Akbar Fidi Aldian, anggota Yonif Linud 503. Namun siapa pelaku penyerangan di 7-Eleven dan penembakan di Pramuka, Polri belum dapat mengungkapnya.

(vit/lh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads