Ical Beri Penghargaan Kepada Seniman dan Grup Seni Tradisi Jawa

Ical Beri Penghargaan Kepada Seniman dan Grup Seni Tradisi Jawa

- detikNews
Minggu, 08 Apr 2012 15:32 WIB
Solo - Aburizal Bakrie memberikan penghargaan khusus kepada tiga seniman dan dua kelompok atau paguyuban seni tradisi di Jatim, Jateng dan DIY. Mereka dinilai berjasa karena telah mendedikasikan hidupnya dalam pelestarian budaya Jawa. Selain berupa piagam penghargaan, masing-masing juga mendapatkan uang tunai sebesar Rp 50 juta.

Penghargaan itu diberikan langsung oleh pengusaha yang juga Ketua Umum DPP Partai Golkar, Aburizal Bakrie, kepada tiga tokoh seni dan dua paguyuban seni tradisi itu dalam acara 'Penghargaan H Aburizal Bakrie untuk Pelestari Budaya Jawa' yang digelar di ballroom Hotel Lor In, Solo, Minggu (8/4/2012).

Kelima penghargaan diterimakan kepada personil dan grup yang menekuni ragam kesenian wayang, ketoprak, reog, ludruk, dan keris. LSI sebagai lembaga yang mencari nominator kemudian membentuk tim penyeleksi bagi seniman yang layak menerima penghargaan yang dipimpin oleh Dr Purwadi MHum, dari Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tiga seniman yang menerima penghargaan adalah Bondan Nusantara (seniman ketoprak dari Yogyakarta), Ki Anom Suroto (dalang wayang kulit dari Solo), dan H Achmad Tobroni (seniman reog dari Ponorogo). Sedangkan dua paguyuban penerima penghargaan adalah Paguyuban Ludruk Karya Budaya Mojokerto pimpinan Cak Edy Karya dan Paguyuban Pengrajin Keris Mega Remeng dari Sumenep pimpinan Sanamo.

Bondan, sutradara dan penulis naskah ketoprak, dinilai berjasa melestarikan seni ketoprak lebih dari 40 tahun dengan berbagai pembaharuan dan pengkaderan yang dilakukannya. Anom Suroto dinilai berjasa membimbing dalang-dalang muda. Sedangkan Tobroni atau akrab disapa Mbah Tobron dinilai berjasa menghidupkan kembali seni reog pada tahun 1971 yang sempat mati suri pasca tragedi politik tahun 1965.

Sementara itu Ludruk Karya Budaya dianggap layak memperoleh penghargaan karena mampu eksis selama lebih dari 43 tahun di tengah maraknya industri hiburan modern yang masif. Sedangkan Mega Remeng dari Desa Aeng Tong-Tong di Sumenep dinilai berperan penting dalam pelestarian keris dan aktif mendidik empu-empu muda pembuat keris sehingga kualitas penciptaan keris tetap terjaga.

Dalam sambutannya Aburizal Bakrie mengatakan saat ini adalah momentum yang tepat untuk penyadaran tentang pentingnya menjaga komitmen menjadikan nilai-nilai budaya sebagai pedoman dalam kehidupan berbangsa di tengah memudarkan kecintaan sebagian pihak pada budaya lokal. Sudah saatnya mengembalikan rasa hormat kepada kebudayaan untuk kemajuan bangsa. Menurutnya, kebudayaan jika dimaknai secara benar adalah pendorong kemajuan.

"Cina bisa maju tanpa kehilangan identitas budayanya, Jepang bisa melaju krn melandasi perjalanannya dengan budaya. Kita harus kembali merebut kembali nilai-nilai budaya kita untuk spirit berbangsa. Dengan demografi Indonesia saat ini suku Jawa mencapai 43 persen penduduk Indonesia, kematian budaya Jawa adalah kematian orang Jawa, bahkan bisa berarti kematian bangsa Indonesia," ujar Aburizal dalam sambutannya.

(mbr/nrl)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads