Humas Pemprov DKI Jakarta, Cucu Ahmad Kurnia, menjelaskan bahwa sejumlah upaya telah dilakukan Pemprov DKI untuk mengantisipasi banjir. Meskipun diakui dibutuhkan waktu cukup panjang untuk membuat DKI Jakarta bebas banjir.
"Kegiatan teknis antara lain perbaikan kepasitas saluran mikro, pengerukan dan pelebaran sungai, perbaikan pintu air, penambahan dan perbaikan sistem submakro, perbaikan sistem makro, pengembangan dan pembuatan sumur resapan air dan pembangunan bangunan penahan lumpur," kata Cucu dalam siaran pers kepada detikcom, Kamis (5/4/2012).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Misalnya, sebanyak 78 titik kawasan genangan dan 123 titik ruas jalan yang selama ini menjadi langganan banjir saat terjadinya puncak curah hujan diprioritaskan untuk dibenahi. Sejak tahun 2008 penanganan banjir di 78 kawasan tersebut sudah dilakukan dan telah berhasil membenahi 16 titik kawasan. Sisanya sebanyak 62 titik kawasan telah direncanakan untuk diselesaikan,"jelas Cucu.
Khusus untuk 62 titik kawasan yang belum terselesaikan, penanganan banjirnya akan dilengkapi dengan pompa stasioner dan ada pula menggunakan pompa mobile. Selain itu, untuk jangka pendek upaya yang dilakukan adalah dengan mengoptimalkan sistem peringatan dini (early warning system/EWS).
"Selain itu sebanyak 123 titik ruas jalan arteri dan kolektor yang masuk kategori rawan banjir sudah semua diselesaikan. Sejak tahun 2010, Pemprov DKI Jakarta sudah menyelesaikan perbaikan dan optimalisasi saluran di 39 titik ruas jalan, akhir tahun 2011 ini 84 titik ruas jalan lainnya telah selesai diperbaiki," kata Cucu.
Selain itu, Pemprov DKI Jakarta memiliki sarana dan prasarana pengendali banjir yang terdiri dari 344 pompa pengendali banjir, 55 lokasi waduk pengendali banjir, 93 unit pintu air pengendali banjir, 51 lokasi posko piket banjir dan 7 titik pantau sistem peringatan dini Juga memiliki 17 lokasi penakar curah hujan, 26 situ dan waduk retensi, 47 polder, 442 kilometer saluran makro dan sub makro serta 1.537 kilometer saluran penghubung dan mikro.
"Saat ini Pemprov DKI Jakarta sedang dalam proses membangun dua waduk di sekitar Kampung Pulo dan Pondok Labu, Cilandak, Jakarta Selatan. Satu waduk rencananya akan dibuat di belakang Markas Marinir, Cilandak, sedangkan satu waduk lainnya dibangun di sekitar Markas Brigif, Ciganjur, Jakarta Selatan. Waduk di Cilandak rencananya akan dibangun seluas 1,6 hektar. Kemudian waduk di Ciganjur mencapai sekitar 11 hektar,"lanjut Cucu.
Cucu menambahkan, Pemprov DKI bekerjasama dengan Badan Balai Besar Sungai Ciliwung Cisadane (BBBSCC) Kementerian Pekerjaan Umum tengah melaksanakan proyek revitalisasi Kali Pesanggrahan, Kali Sunter, dan Kali Angke senilai Rp 2,3 Triliun pada tahun 2012-2014. Pemprov DKI Jakarta bertugas menyiapkan pembebasan lahan, sedangkan Pemerintah Pusat menganggarkan biaya pelebaran dan pemasangan tiang pancang sheet pile.
Selain itu, masih ada satu proyek besar lainnya yang sampai sekarang masih dalam proses yakni Jakarta Urgent Flood Mitigatin Project (JUFMP) atau disebut juga proyek Jakarta Emergency Dredging Initiative (JEDI). Intinya, jika proyek ini disetujui maka sebanyak 13 sungai-sungai besar di Jakarta akan dikeruk sehingga sedimen cukup tebal yang mengurangi kapasitas atau daya tampung sungai selama ini bisa dikembalikan normal.
"Jika semuanya prosesnya berjalan lancar, proyek ini bisa direalisasikan pada awal Maret 2012,"tandasnya.
(van/van)