Masyarakat Belanda totok (asli), Indo, dan Indonesia lintas generasi dari usia senja sampai cucu cicit tumpah ruah memadati area panggung hiburan menikmati penampilan G-Pluck The Beatles dengan lagu-lagu yang sudah tidak asing lagi.
Ketika G-Pluck melesatkan Love Me Do misalnya, publik histeris tak kuasa menahan diri untuk tidak melantai dengan gerak irama Foxtrot yang dinamis. Atau I Feel Fine yang berirama Samba, kemudian lagu-lagu cinta I Wanna Hold Your Hand dan Come Together, yang menyempurnakan nostalgia pengunjung ke tempo doeloe.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Grup band dari Bandung ini tampil lengkap dengan Awan Garnida (vokal, Bass Guitar) berperan sebagai Paul McCartney, Adnan Sigit (vokal, Rhythm) sebagai John Lennon, Wawan HID (vokal, Lead Guitar) sebagai George Harrison dan Beni Pratama (vocal, Drums & Percussion) sebagai Ringo Starr.
Dengan formasi, kostum dan penampilan persis seperti The Beatles, G-Pluck meledakkan adrenalin sebagian besar pengunjung, terutama generasi tua, dan membawa mereka kembali ke usia remaja ketika mereka histeris menyambut kedatangan The Beatles untuk live concert di Blokker, Negeri Belanda, tahun 1964.
Di sela-sela dentuman musik, seorang pengunjung dengan eskpresi haru kepada detikcom menceritakan bahwa G-Pluck telah menghidupkan kembali kenangan saat noni-noni teenagers Belanda berteriak-teriak histeris, menangis, mengguncang-guncangkan kepala seperti kesetanan menyambut The Beatles, sambil meneriakkan, "I wanna hold your hand... Beatles, yeah, yeah!"
Selain G-Pluck, Pasar Malam Indonesia 2012 juga dimeriahkan oleh artis-artis ibukota Denada, Ello, Maria, Naomi ex Moluccas, Edo Kondologit dan artis-artis daerah dengan lagu-lagu dan tarian daerah masing-masing. Edo, yang sudah menjadi bintang langganan di Pasar Malam, cerdik menghangatkan pengunjung dengan lagu-lagu dangdut, yang memang tak bisa lepas dari goyang, diantaranya Terajana gubahan Rhoma Irama.
Padat pengunjung di area hiburan, demikian pula di area produk-produk ritel yang menjual langsung barang-barang kerajinan, perhiasan, busana batik musim panas, sarung untuk busana pantai, syal, sandal, segala macam.
Lebih gila lagi di area food court, pengunjung yang memburu kuliner Indonesia sampai harus rela beringsut setapak demi setapak. Penjaga tiket menyebut pengunjung di hari terakhir Pasar Malam Indonesia 2012 itu lebih dari 9000 orang. Total pengunjung sampai hari terakhir diperkirakan lebih dari 25.000 orang, update sampai pukul 18.00 Minggu petang.
Formula hiburan, kuliner lezat Indonesia yang ragamnya 1001 macam, transaksi ritel, perundingan-perundingan bisnis sektor perdagangan, investasi dan pariwisata, dialog-dialog, ditimpa keriuhan dan aroma segala macam rempah-rempah, asap gorengan dan sate khas Pasar Malam inilah yang dirindu sepanjang zaman.
Sambil mengantre es cendol dan es durian, sayup-sayup vokal Edo melantun merdu mendayu-dayu di latar belakang, "... dangdut suara kendang, rasa ingin berdendang... terajana, terajana... hai, merdunya, hai merdunya..."
(es/es)