"Saya bukan pelaku dan saya tidak pernah melakukan. Kalau saya pelaku saya akan bilang saya yang melakukan. Saya percayakan semua ini kepada hukum dan pengacara saya. Apapun akan saya hadapi," kata Febri dalam jumpa pers sebelum sidang di PN Jaksel, Jl Ampera Raya, Jakarta, Senin (2/4/2012).
Febri menduga ada motif lain di balik kasus penusukan Raafi ini. Namun motif apa itu, Febri tidak mengetahuinya. Febri mengaku sebagai manusia ia tentu tidak bisa menerima kalau ia dijadikan tersangka.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Terkait barang bukti di baju Febri ada noda darah, lanjut Febri, ia meminta agar hal itu dibuktikan di persidangan.
"Saya minta tolong buktikan semuanya di persidangan nanti. Mungkin kalian lebih tahu, karena berita itu datangnya dari kalian semua," jelasnya.
Febri juga mengaku heran mengapa ia dan istrinya dijerat dalam kasus ini. Febri meminta agar kasus ini bisa dibuka secara transparan. Febri menuding ada pelaku lain yang melakukan penusukan kepada Raafi. Karena ia dan korban sama sekali tak pernah bermusuhan.
"Korban umur 17 tahun tidak pernah bermusuhan dengan saya. Anak saya umur 25 tahun. Apakah saya bermusuhan dengan anak 17 tahun. Jadi tolong kasus ini diungkap," pintanya.
Raafi Aga Winasya Benjamin ditusuk sekelompok orang saat menghadiri perayaan ulang tahun temannya di Kafe Shy Rooftop pada 5 November 2011 lalu. Penganiayaan terhadap Raafi dipicu pelemparan rokok terhadap salah satu kelompok pelaku.
(gus/nrl)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini