Semula pengunjuk rasa dari sejumlah perguruan tinggi menggelar orasi di depan Kantor DPRD Sulawesi Tengah. Mendekati pukul 13.00 WIT situasi mulai memanas gara-gara pengunjukrasa di barisan terdepan mencoba menerobos barikade satuan Samapta Kepolisian Resor Palu.
Tidak lama dari arah mahasiswa mulai melayang lemparan balok, juga botol air mineral ke arah Kepala Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah Brigadir Jenderal Polisi Dewa Parsana yang mengimbau mahasiswa untuk tidak anarkis. Namun imbauan Kaplolda berbuah lemparan batu dan balok. Sementara Dewa Parsana terus meminta aparat Kepolisian untuk menahan diri dan tidak melakukan tindakan aksi balasan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tidak lama kemudian mahasiswa mundur, namun kemudian lemparan batu makin gencar ke arah Kapolda Parsana dan aparat yang mengawalnya. Lalu mobil barrier kawat duri pun langsung bertindak membarikade kantor Dewan. Kemudian water canon, gas air mata dan sejumlah tembakan peringatan mulai diarahkan ke massa mahasiswa.
Bukannya mundur, mahasiswa makin merangsek. Alhasil lemparan batu, potongan besi dan kayu pun melayang ke arah aparat gabungan Kepolisian dari semua satuan, termasuk Satuan Pengendali Huru-Hara Brigade Mobil Polda Sulteng.
Situasi terus memanas. Aksi mahasiswa pun akhirnya mendapat perlawanan dari polisi. Selain melontarkan gas air mata, water canon dan tembakan peringatan, polisi mulai membalas dengan lemparan batu pula.
Akibat bentrokan tersebut sejumlah polisi dan mahasiswa terluka. Puluhan aktivis mahasiswa pun ditangkap. Sementara saat terus mundur mahasiswa masih melakukan pelemparan batu dan mulai merusak sebuah Pos Polisi di perempatan Jl Sam Ratulangi-Cik Di Tiro dan Haji Hayyun. Sampai berita ini diturunkan aksi masih terus berlangsung.
(lh/lh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini