"Nah, sisi gelapnya dalam pengadaan alutsista ini ada empat. Satu, masyarakat sipil tidak tahu anggaran modernisasi alutsista kecuali kalau diinformasikan. (Sehingga) berapa besar alokasinya itu jadi ajang pihak-pihak tertentu bermain," ujar Wakil Koordinator ICW, Adnan Topan, dalam diskusi 'Kenaikan BBM Vs Belanja TNI Rp 150 Triliun' di ruang lobi gedung Jiwasraya, Jalan RP Soeroso No 41, Jakarta Pusat, Rabu (28/32012).
Kedua, lanjut Adnan, ketidakfairan dalam kompetisi tender pengadaan alutsista. Tipologinya seringkali sangat spesifik. Sehingga memungkinkan tidak adanya tender. Dia mencontohkan pesawat tempur Sukhoi yang cuma diproduksi Rusia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Keempat, ada satu kebiasaan yang namanya uang komando. Setiap suplier yang jadi pemenang proyek harus memberi uang komando di beberapa jajaran elite TNI," tandas Adnan.
(rmd/vit)