"Namanya penggelapan ada tindak pidana yang menimbulkan kerugian, salah satunya materil. Jumlah yang dikeluarkan klien kita bisa miliaran bisa juga ratusan juta. Enggak mungkin puluhan juta," kata Arie saat dihubungi detikcom, Sabtu (24/3/2012).
Namun sayang, Arie menolak untuk menyebut jumlah pasti berapa uang atau pun materi yang telah digelontorkan kliennya tersebut untuk masuk pencalonan bursa Cagub dan Cawagub DKI Jakarta.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Adapun kisaran ratusan juta dan miliaran rupiah yang disebutkannya, menurut Arie jumlah tersebut masuk akal. Mengingat jumlah partai non kursi yang berniat mendukung Hasnaeni maju dalam Pemilu Kada DKI mendatang berjumlah 25 partai non kursi.
"Pemberian uang bukan persoalan partai itu dibeli, hanya untuk operasional saja," jelas Arie.
Selain kerugian materil, Arie menjelaskan, kliennya juga dirugikan secara immateril. Kerugian tersebut karena Hasnaeni tidak dapat masuk bursa Cagub ataupun Cawagub.
"Uang buat klien kami tidak seberapa, tapi kerugian materil beliau yang tidak maju minimal menjadi cawagub itu kerugian luar biasa," ungkapnya.
Hasnaeni si 'Wanita Emas' melaporkan Ketua Koalisi Bersatu DKI Jakarta Bambang RA ke Bareskrim Polri atas dugaan penipuan. Pihak Koalisi Bersatu DKI pun siap menjelaskan dan memenuhi panggilan Polri.
Juru bicara Koalisi Partai Bersama, Syarif, membantah jika pihaknya dikatakan mengalihkan dukungan dari Hasnaeni kepada pasangan Alex Noerdin dan Nono Sampono.
Menurutnya hingga detik-detik terakhir, pihaknya masih mendukung Hasnaeni hingga ada keputusan dari sejumlah parpol yang mengumumkan pasangan calon yang diusungnya masing-masing.
"Tidak ada membelok diluar konteks, sampai detik terakhir pendaftaran kita dukung, tapi tidak ada partai yang dukung mau gimana. Kita hanya punya 6,5 persen kan harus 15 persen," jelas Syarif.
(ahy/ans)