Demikian penjelasan Kepala Kepolisian Resor Parigi Moutong AKBP Hondawan Naibaho kepada detikcom lewat telepon, Selasa (20/3/2012). Menurut Naibaho, saat pengasuh Pondok Pesantren tersebut diamankan, para santri menolak dan malah menangis beramai-ramai.
Ustadzah NM, pengasuh pesantren itu dijemput langsung Bupati Parigi Moutong Samsurizal Tombolututu, sejak Senin (19/3) kemarin.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di dalam rumah dan di halaman belakang pesantren itu, polisi juga sudah mengamankan sesajian yang rata-rata bertabur bunga kamboja. Di dalam rumah sebuah nampan beralas bendera merah putih dengan taburan bunga kamboja juga diamankan polisi.
Di halaman belakang terlihat sesajian berupa makanan yang terdiri dari nasi putih, beras kuning dan daging kuah. Di halaman belakang pula aparat menemukan sisa-sisa telepon genggam para santri yang sudah menjadi abu.
Aktivitas menyimpang dari pesantren ini diketahui setelah dua orang santri, salah seorangnya adalah hidayat melapor ke tokoh masyarakat setempat yang kemudian meneruskannya ke polisi.
"Jadi dia ganti syahadat yang seharusnya asyahadu ana muhammadarrasulullah menjadi asyhadu ana adamarasulullah. Lalu jika kami sakit, NM menyundutkan dupa atau api rokok ke pundak kami. Katanya untuk menyeimbangkan hawa putih dan hitam," aku seorang snatri, Hidayat sambil memperlihatkan luka sundutan dupa dan api rokok di pundak kirinya.
Sedang menurut Bupati Parigi Moutong Samsurizal Tombolutu, mengatakan setelah pihaknya melakukan koordinasi dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI) setempat dan amatan langsung mereka diketahui banyak penyimpangan yang dilakukan oleh pengasuh pesantren ini.
"Kami temukan banyak penyimpangan yang dipraktikkan di pesantren ini. Sementara ini pengasuhnya masih dimintai keterangan oleh Polisi. Sementara anak-anak santri kami titipkan di Pesantren Alkhairaat Parigi," kata Samsurizal.
Kapolres Parigi Moutong AKBP Hondawan Naibaho menyampaikan terima kasih atas sikap warga setempat. "Warga benar-benar menjaga ketertiban dan kerukunan. Tidak ada tindakan main hakim sendiri, sebab mereka langsung melaporkan kejadian ini kepada Polisi dan tidak mengambil tindakan sendiri-sendiri. Sekali lagi saya berterima kasih," ujar Hondawan.
Sejak Senin (19/3) kemarin, sekira 30 orang santri sudah dievakuasi ke Pesantren Alkahairaat parigi untuk dibina. Sementara pengasuh pondok pesantren akan dimintai keterangan oleh polisi. Untuk menjaga hal-hal yang tidak diinginkan warga setempat sudah menyegel pesantren tersebut
(ndr/ndr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini