Diduga Sebar Ajaran Sesat, Pesantren di Parigi Disegel Warga

Diduga Sebar Ajaran Sesat, Pesantren di Parigi Disegel Warga

- detikNews
Selasa, 20 Mar 2012 16:25 WIB
Parigi - Pesantren Darul Amanah di Kelurahan Kayuboko, Kota Parigi, Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah terpaksa disegel warga. Pesantren itu diduga menyebarkan ajaran sesat. Dua orang pengasuh pesantren itu diamankan, sedang 30 orang santrinya dievakuasi ke pesantren lain.

Demikian penjelasan Kepala Kepolisian Resor Parigi Moutong AKBP Hondawan Naibaho kepada detikcom lewat telepon, Selasa (20/3/2012). Menurut Naibaho, saat pengasuh Pondok Pesantren tersebut diamankan, para santri menolak dan malah menangis beramai-ramai.

Ustadzah NM, pengasuh pesantren itu dijemput langsung Bupati Parigi Moutong Samsurizal Tombolututu, sejak Senin (19/3) kemarin.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara ini, NM belum bisa dimintai keterangan lebih lanjut lantaran terlihat seperti orang kesurupan saat ditanyai aktivitasnya di pesantren itu. Meski ia mengakui sudah membakar sejumlah sampul Alquran yang berwarna hijau, merah dan ungu. Telepon genggam, baju atau barang-barang lainnya milik santri yang berwarna seperti itu juga ikut dibakar.

Di dalam rumah dan di halaman belakang pesantren itu, polisi juga sudah mengamankan sesajian yang rata-rata bertabur bunga kamboja. Di dalam rumah sebuah nampan beralas bendera merah putih dengan taburan bunga kamboja juga diamankan polisi.

Di halaman belakang terlihat sesajian berupa makanan yang terdiri dari nasi putih, beras kuning dan daging kuah. Di halaman belakang pula aparat menemukan sisa-sisa telepon genggam para santri yang sudah menjadi abu.

Aktivitas menyimpang dari pesantren ini diketahui setelah dua orang santri, salah seorangnya adalah hidayat melapor ke tokoh masyarakat setempat yang kemudian meneruskannya ke polisi.

"Jadi dia ganti syahadat yang seharusnya asyahadu ana muhammadarrasulullah menjadi asyhadu ana adamarasulullah. Lalu jika kami sakit, NM menyundutkan dupa atau api rokok ke pundak kami. Katanya untuk menyeimbangkan hawa putih dan hitam," aku seorang snatri, Hidayat sambil memperlihatkan luka sundutan dupa dan api rokok di pundak kirinya.

Sedang menurut Bupati Parigi Moutong Samsurizal Tombolutu, mengatakan setelah pihaknya melakukan koordinasi dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI) setempat dan amatan langsung mereka diketahui banyak penyimpangan yang dilakukan oleh pengasuh pesantren ini.

"Kami temukan banyak penyimpangan yang dipraktikkan di pesantren ini. Sementara ini pengasuhnya masih dimintai keterangan oleh Polisi. Sementara anak-anak santri kami titipkan di Pesantren Alkhairaat Parigi," kata Samsurizal.

Kapolres Parigi Moutong AKBP Hondawan Naibaho menyampaikan terima kasih atas sikap warga setempat. "Warga benar-benar menjaga ketertiban dan kerukunan. Tidak ada tindakan main hakim sendiri, sebab mereka langsung melaporkan kejadian ini kepada Polisi dan tidak mengambil tindakan sendiri-sendiri. Sekali lagi saya berterima kasih," ujar Hondawan.

Sejak Senin (19/3) kemarin, sekira 30 orang santri sudah dievakuasi ke Pesantren Alkahairaat parigi untuk dibina. Sementara pengasuh pondok pesantren akan dimintai keterangan oleh polisi. Untuk menjaga hal-hal yang tidak diinginkan warga setempat sudah menyegel pesantren tersebut

(ndr/ndr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads