"Jadi ini sangat rawan untuk pasangan Alex-Nono," kata Ketua Panwaslu Pilkada DKI Jakarta, Ramdansyah dalam diskusi Pengawasan Pencalonan Gubernur DKI Jakarta, di Hotel Jayakarta, Jalan Hayam Wuruk 126, Jakarta Pusat, Selasa (20/3/2012).
Ramdhan mengatakan hal itu untuk menanggapi permasalahan yang saat ini menerpa pasangan Alex-Nono karena salah satu partai pendukungnya, yaitu PDS terjadi konflik internal.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Semalam Alex-Nono konfrensi pers, bahwa ada dukungan partai politik non-parlemen dan non-seat. jumlahnya 23. Saya menyampaikan ke KPU, 23 ini tidak serta merta menutupi 15 (persen suara). Harus diperiksa dulu, terutama benar tidaknya, apakah yang 23 partai ini adalah partai yang tidak memenui kursi dan ikut pemilu 2009," jelas Ramdhan.
Karena, lanjut dia, pihaknya menemukan ada partai yang memiliki logo beda, meski namanya sama.
"Jumlah dukungan partai non-parlemen kan totalnya 5,4 persen. Tapi kan tidak semua partai (yang 23 partai) itu ikut gabung dalam koalisi ini. Ada 5 patai yang tidak bergabung. Nah, apakah 5,4 persen ini dari total keseluruhan suara di DKI Jakarta, ini sudah cukup nggak untuk menambahkan (kekurangan dari) Golkar dan PPP," kata Ramdhan.
Berdasarkan hasil pemilu 2009, Golkar dan PPP sama-sama memperoleh 7 kursi di DPRD DKI Jakarta. Sedangkan PDS memperoleh 4 kursi. Semula, koalisi tiga parpol ini sudah cukup untuk mengusung pasangan Alex-Nono. Karena syarat partai atau gabungan partai mengusung pasangan calon adalah 15 kursi di parlemen, atau 15 persen suara.
Konflik yang terjadi di tubuh PDS secara tidak langsung mengancam keberlangsungan pasangan Alex-Nono, karena gabungan Golkar dan PPP hanya 14 kursi. Kurang 1 kursi lagi.
(rmd/ndr)