Kisah Asmara Moerdiono Diketahui Soeharto

Jakarta - Kisah hidup asmara mantan Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg), Moerdiono, ternyata juga diketahui oleh mantan Presiden RI, Soeharto. Hal ini disampaikan oleh Derek Manangka dalam bukunya 'Pak Moer-Poppy The Untold Story'.

"Kisah kehidupan rumah tangga Pak Moer, termasuk pisah rumahnya dengan istri pertama, sejatinya sudah bukan rahasia lagi bagi keluarga Cendana. Apalagi kalangan menteri," tutur Derek dalam buku "Pak Moer-Poppy The Untold Story" dalam halaman 96, Minggu (11/3/2012).

Derek menerangkan, Moerdiono yang pada saat itu sudah beberapa tahun hidup sendiri, diminta oleh Soeharto untuk menjadi mensesneg. Sempat ada keinginan Moerdiono untuk menolak tawaran tersebut, mengingat di era Soeharto menjadi menteri tidaklah mudah, apalagi jika bermasalah dalam rumah tangga.

"Ia (Moerdiono) diminta oleh Presiden Soeharto menjadi Sekretaris Kabinet dengan status menteri, Pak Moer sempat tersentak. Pak Moer menganggap hal tersebut sebagai rencana manusia. Pak Moer merasa tidak patut menduduki posisi penting mengingat kisruh rumah tangganya. Maka dia berusaha menolak," jelasnya.

Moerdiono sempat merasa bimbang. Menghadapi situasi tersebut, Moerdiono berkonsultasi dengan seniornya, Mensesneg Sudharmono. Padahal Moerdiono tahu Soeharto tidak setuju jika ada angota kabinetnya yang bermasalah dalam urusan rumah tangga. Akhirnya ditemukan solusi Moerdiono tetap dianggkat sebagai menteri, namun dengan beberapa persyaratan.

"Tidak harus kembali ke istri pertamanya. Tetapi dalam beberapa acara protokol di mana seorang menteri harus didampingi istrinya, maka pada saat itulah istri wajib mendampingi suaminya," jelas Derek.

"Akan tetapi itu pun masih diberi beberapa kelonggaran. Misalnya mereka baru bertemu di tempat acara dan harus dalam satu kendaraan," tambahnya.

Derek menjelaskan, akhirnya Moerdiono menerima penetapan dirinya sebagai Menteri oleh Presiden Soeharto.

"Oleh karenanya, sekalipun Pak Moer memperoleh jatah rumah jabatan menteri dari pemerintah, tetapi Pak Moer tetap memilih tinggal di luar rumah jabatan. Tak satupun dari pejabat tinggi pemerintah yang mempersoalkannya," ungkapnya.

(mok/mok)