Massa yang berjumlah sekitar 300 orang, mulai berorasi sekitar pukul 14.00 WIB. Personel Polda Sumut yang jumlahnya hampir sama banyak dengan pendemo, segera melakukan penjagaan. Selain bersiap dengan alat anti huru-hara dan kendaraan taktis, polisi juga menutup sebagian ruas jalan Yos Sudarso, mulai dari Simpang Jalan Putri Merak Jingga, Jalan Putri Hijau hingga simpang Jalan Bambu II dan Jalan Adam Malik.
Seperti aksi-aksi sebelumnya, massa yang berasal dari berbagai organisasi Islam di Sumut itu, mendesak PT Jati Masindo yang juga pengelola Hotel Emerald Garden, untuk membangun kembali masjid Al Khairiyah dan Madrasah Al Khairiyah yang dirobohkan pada 2003 lalu. Perobohan itu dilatari kepentingan bisnis semata. Lahan itu seterusnya akan menjadi kawasan hunian kelas elit.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kepada Kapolda Sumut Irjen Pol Wisjnu Amat Sastro yang terlihat berada di lokasi, Rafdinal meminta agar polisi mengusut laporan-laporan yang terdahulu sudah disampaikan ke polisi terkait perobohan masjid ini. Diduga kasus-kasus itu tidak pernah diproses karena adanya faktor kepentingan pengusaha yang ingin menguasai kawasan itu.
Berbeda dengan aksi-aksi sebelumnya, kali ini massa membawa serta papan nama masjid Al Khairiyah yang dulu sudah dicabut saat perobohan masjid. Papan nama itu kemudian ditanam kembali di tempatnya semula. Sekitar pukul 15.45 WIB, massa membubarkan diri dengan tertib. Seiring dengan bubarnya massa, akses jalan kembali dibuka.
(rul/ndr)