Sejak hari Senin (5/3/2012) hingga hari ini Rabu (7/3/2012) sekolah yang berada di Jl Tentara Pelajar No 24 Bumijo, Jetis, Yogyakarta itu telah dijaga puluhan orang tidak di kenal. Mereka itu secara bergantian selama 24 jam, bahkan sempat memasang pagar seng dan bambu di sekeliling sekolah. Namun kemudian diminta dihentikan oleh Muspika Jetis.
"Terus terang kami merasa tidak nyaman dengan peristiwa ini. Siswa-siswa kami menjadi resah dan tidak tenang belajar di kelas," ungkap Kepala Sekolah SMA "17", Suyadi kepada wartawan di kantor.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut dia sebanyak 112 siswa SMA dan siswa SMP "17" II akan mengikuti ujian akhir nasional mulai pertengahan bulan Maret hingga April mendatang. Pada tanggal 12 Maret sudah ada ujian agama. Sedangkan tanggal 16 - 19 April sudah ujian nasional.
"Saat ini kami bersama guru-guru yang lain berusaha agar proses belajar mengajar berjalan terus dan siswa tidak terganggu. Kasihan mereka jadi tertekan dan resah," katanya dengan peristiwa
Suyadi menginginkan orang-orang yang berseragam hitam-hitam berbadan tegap itu tidak menganggu kegiatan belajar siswa. Saat ini siswa hanya bisa masuk lewat pintu depan sekolah. Sedangkan pintu bagian belakang sudah ditutup.
Dia menambahkan kasus pendudukan oleh pihak lain ke sekolah seperti ini sudah terjadi 2 kali. Pertama kali tahun 2009 dan sekarang ini atau sejak kasus konflik perebutan aset yayasan itu sampai ke pengadilan.
Pihak pimpinan kedua yayasan akan melakukan negosiasi kembali terkait masalah ini. Suyadi juga minta waktu seminggu berembug bersama guru-guru untuk menentukan sikap ikut yayasan yang mana.
"Kelihatannya ikut yayasan yang lama, karena misinya untuk pendidikan. Kalau yayasan baru bisa saja dikelola untuk kepentingan perorangan. Kami berpesan jangan ada alumni yang melakukan kekerasan fisik terhadap sengketa ini," pungkasnya.
Menurut dia, Yayasan Pendidikan 17 didirikan oleh Bonaventura Harjono sejak 1958. Keturunannya, Bedasaktirin Harjanto sejak beberapa tahun lalu mencoba mengambil alih kepemimpinan yayasan dengan mendaftarkan ulang ke Kemenhumkam dengan nama Yayasan Pengembangan Pendidikan 17 atas nama Rin Haryani, istri Bedasaktirin Harjanto. Luas tanah yang saat ini menjadi gedung sekolah itu sekitar 5.558 meter persegi.
(bgs/try)