"Itu tahun 2009, sehabis gempa Jakarta. Jakarta kan gempa sehabis jam makan siang, karena kantor sudah panik, jadi pulang kantor lebih cepat. Saya dari Graha Niaga mau ke Stasiun Sudirman. Tadinya mau naik Kopaja. Karena macet, saya mau jalan sampai ke BRI Tower, jalan kaki lewat Semanggi terus naik bus ke Stasiun Sudirman," kisah Nisa ketika berbincang pada detikcom, Jumat (1/3/2012).
Nisa kemudian menyusuri trotoar Jembatan Semanggi yang sealur dengan jalan pemotor ke arah Blok M. Otomatis Nisa melawan arus. Sebenarnya tak ada masalah karena toh yang dipakai adalah jalur pejalan kaki. Namun ternyata jalur pejalan kaki itu dinaiki para pemotor yang mengarah ke Blok M.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam meminta pemotor turun, dengan malu-malu Nisa mengakui dirinya agak galak saat itu. Namun Nisa tetap keukeuh meminta mereka turun, walaupun diteriaki 'gila!' oleh pemotor.
"Kebetulan agak-agak galak. Saya begitu emosi, saat saya minta turun ada yang langsung mau 'iya-iya turun'. Terus saya katakan, 'terus saya mesti lewat mana?'. Ada yang baik, ada yang ngeyel, ada yang beralasan 'ini kan macet' dan segala macam. Ada yang umpat saya gila. Saya dilihatin orang, tapi saya pikir juga nanggung kalau mundur," jelas perempuan alumni D3 Sastra Mandarin dan Sarjana Komunikasi Universitas Indonesia (UI) ini.
Tak dinyana aksinya ini direkam oleh Shantonio Siagian, seorang pemotor yang tengah istirahat. Shantonio lalu mengunggahnya ke Facebook dan Youtube pada 3 September 2009. Shantonio baru mengetahui identitas Nisa pada Rabu 29 Februari 2012 malam.
Nisa yang dulu berkantor di Graha Niaga, Jalan Jenderal Sudirman, kini sudah pindah berkantor di daerah Kuningan. Namun Nisa tetap memakai kendaraan umum dan berjalan kaki karena tak bisa menyetir.
"Saya nggak bisa nyetir, jadi naik angkutan umum. Kalau macet saya tetap bisa jalan. Kalau dulu di Bintaro naik KRL, sekarang sudah tinggal di Pamulang jadi naik bus kota dan busway," jelas perempuan kelahiran Bogor, 2 Juni 1981 ini.
Perempuan yang mengetahui dirinya masuk ke Youtube setelah 4 hari diperbincangkan di media pada Januari 2012 ini, mengaku miris melihat komentar-komentar di video itu. Banyak orang yang mengeluhkan perilaku pemotor.
Bila mendapati teman-temannya seperti itu, Nisa lebih memilih menceritakan pengalamannya yang tak mengenakkan dengan pemotor plus sindiran halus.
"Kesannya bagaimana ya kalau menasihati. Kalau saya punya pengalaman yang agak nggak mengenakkan biasanya cerita sama teman, kalau dia naik motor jangan mentang-mentang bawa motor dong," jelas Nisa.
Nisa juga berharap pemerintah memperhatikan benar transportasi umum agar jumlah kendaraan pribadi di jalanan berkurang.
"Untuk pemerintah, DLLAJR dan pihak terkait, memang sarana transportasi umum harus benar, semuanya terkait sarana transportasi umum. Kalau sarana transportasi umum nggak benar orang malas naik angkutan umum akibatnya lebih milik naik motor yang cepat dan mobil," tutur alumni sekolah favorit SMA 70 Jakarta ini.
(nwk/nrl)