Pekanbaru - Berolahraga berombongan di pagi buta belum tentu jaminan akan selamat dari kecelakaan lalu lintas. Hal ini setidaknya dialami oleh 137 siswa Sekolah Pertanian Pembangunan (SPP) Provinsi Riau yang ditabrak Daihatsu Taruna saat asyik lari maraton.Insiden itu bermula saat jam menunjukkan angka 05.30 WIB, Selasa (3/8/2004). Ratusan siswa itu berolahraga bersama dengan lari maraton.Mereka menyusuri Jl.Kaharuddin Nasution, atau 600 meter dari pintu gerbang sekolah mereka. Rute yang hendak mereka lalui adalah jalanan menuju jantung Kota Pekanbaru.Tapi saat tengah asyik berlari, secara tiba-tiba dari arah yang berlawanan, sebuah mobil Daihatsu Taruna melaju cepat dengan zig zag. Pengendara tidak bisa menguasai kendaraannya dan brak... kendaraan itu menabrak para siswa yang spontan histeris, tidak menyangka ada kendaraan nyelonong.Setelah menabrak, plat nopol Taruna itu terjatuh. Plat itu bernopol BM 1176 FG. Taruna itu lantas melarikan diri ke Kab.Puantun Singingi. Akibat insiden itu, satu siswa tewas di tempat. Sebanyak 9 siswa lainnya luka berat dan 1 siswa luka ringan.Korban tewas bernama Eko Supriyono. Saat ini jenazah berada berada di RS Tabrani Rab. Tiga rekannya yang terluka juga dirawat di situ. Sedangkan di RSUD Pekanbaru, dirawat 6 siswa dan di RS Ibnu Sina dirawat 1 siswa.Kasie Pengajaran SPP Pekanbaru, Wan Suwarni, kepada detikcom di RS Tabrani Rab, menyatakan, olahraga lari maraton itu biasa dilakukan seminggu sekali di luar kompleks sekolah. "Tapi pagi itu, memang naas, sehingga terjadi peristiwa itu," kata Wan. Apalagi pagi itu lokasi kejadian adalah jalan yang sepi.Wan menjelaskan, para peserta lari maraton adalah siswa baru yang baru diasramakan di sekolah. Rata-rata mereka berasal dari luar Pekanbaru. "Kami terus menghubungi orangtua para siswa yang menjadi korban," kata Wan. Sementara, SPP praktis diliburkan.
(nrl/)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini