"Dalam investigasi tersangka, banyak orang yang melakukan hal itu atau dalam istilah psikologi sebagi mekanisme pertahanan diri," ujar ahli Psikologi Forensik Universitas Surabaya, Yusti Probowati saat berbincang dengan detikcom, Kamis (16/2/2012).
Pertahanan diri Angie tersebut muncul dengan mengelak dari pertanyaan-pertanyaan hakim dengan mengatakan 'tidak tahu', dan bahkan diduga berbohong soal kepemilikan BlackBerry (BB).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Yusti, sebagai seorang tersangka dalam kasus hukum, jelas tujuan angie yang bersikap 'tidak tahu' tersebut sebagai usaha untuk melepaskan dirinya dari jeratan hukum.
"Siapapun dia, orang tidak mau dimasukkan ke penjara dan dia (Angie) mencoba bertahan." ucapanya. Namun, Yusti menegaskan bahwa dalam sebuah persidangan yang terpenting adalah bukanlah pengakuan tetapi bukti-bukti yang ada di pengadilan.
Mekanisme pertahanan diri Angie itu sebagai sebuah strategi. Lita menduga dibalik skenario sikap "tidak tahu' Angie, ada tekanan politik yang besar. Seseorang yang terpojok di dalam pengadilan, secara psikologis tidak akan mengaku dengan mudah. "Jadi wajar Angie seperti Nunun yang selau menyatakn lupa," ujarnya.
Seperti diketahui, Nazaruddin mengajukan banyak pertanyaan kepada Angelina. Angelina berkali-kali tidak mengaku memiliki BB pada 2009. Lalu pengacara Nazaruddin, Hotman Paris Hutapea, menyorongkan telepon seluler kepada Nazaruddin berisi pemberitaan soal BB Angie.
Nazaruddin menunjukkan bukti dari berita detikcom yang berjudul 'Dipotret 2009, Angie Sudah Bawa BlackBerry' kepada majelis hakim. Dalam file detikcom itu, terpapar foto Angie pada 2009 dengan dua buah telepon seluler, dan salah satunya diduga BlackBerry.
"Itu benar foto saya, tapi saya nggak punya BB," aku Angie di persidangan.
(fiq/van)