Puteri Pak Pardi, Agustina, kepada teman-teman almarhum ayahnya menjelaskan situasi yang sedang dihadapi keluarga.
"Jika tidak (terselesaikan segera), maka pemakaman terpaksa ditunda dan setiap hari harus menanggung biaya penyimpanan jenazah selama belum dimakamkan," tutur Agustina.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Agustina, dua polis asuransi milik ayahnya menghasilkan tanggungan kurang mencukupi untuk biaya pemakaman. Keluarga dan teman-teman pun berupaya menutup kekurangan agar bisa segera mengantarkan Pak Pardi ke tempat peristirahatan terakhir.
Secara mengejutkan, Agustina dan keluarga mendapat kunjungan Duta Besar Retno didampingi Korfungsi Pensosbud Bonifatius Agung Herindra dan sejumlah staf lain yang datang melayat ke rumahnya di Amsterdam, Selasa (14/2/2012) pukul 11.00.
Dubes memberikan perhatian khusus atas nama keluarga sendiri dan keluarga besar KBRI Den Haag dan menyampaikan dukacita mendalam atas berpulangnya salah satu pelajar berbakat di zamannya, yang terpilih dalam program Mahasiswa Ikatan Dinas (Mahid) di era Presiden Soekarno dan dikirim belajar ke Rusia.
"Saya atas nama keluarga sendiri dan keluarga besar KBRI Den Haag menyampaikan dukacita mendalam. Pak Pardi adalah orang baik, menjadi teman baik sejak lama. Kepergian Pak Pardi merupakan kehilangan buat kita semua," ujar Dubes, yang disambut isak tangis istri Pak Pardi, Tatiana Bogdanova Supardi dan anak-anaknya.
Dubes mendoakan keluarga akan bisa mengatasi kesedihan ini, "Karena kalian anak-anak Pak Pardi masih muda dan masih punya masa depan. Tidak kalah penting agar menjaga dan merawat ibu dengan baik," pesan Dubes.
Mewakili ibunya yang hanya bisa berbahasa Rusia, Agustina membalas dengan menyampaikan rasa terimakasih yang mendalam kepada Dubes dan semua pihak yang telah memberi perhatian besar kepada almarhum ayahnya.
"Pemakaman papa saya Supardi sekarang bisa dilaksanakan segera," ujar Agustina lega.
(es/es)