"Saya belum melihat piramida di Garut, saya tidak mengomentarinya. Saya belum melihatnya. Tapi mungkin bahwa Indonesia adalah atlantis yang hilang, tapi saya tidak tahu bukti yang kuat untuk itu," ujar Oppenheimer usai bertemu presiden SBY di kantor presiden, Jl Medan Merdeka Utara, Jakarta, Kamis (2/2/2012).
Dalam bukunya Eden in The East, Oppenheimer seolah memutar sejarah dunia. Bila selama ini sejarah mencatat bahwa induk peradaban manusia modern itu berasal dari Mesir, Mediterania dan Mesopotamia, maka Oppenheimer punya tesis sendiri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Poin saya adalah, tanpa pertanian, domestikasi dan tanaman tumbuh dan peternakan, anda tidak akan memberi makan banyak orang. Kota ini tergantung pada petani, Indonesia memiliki banyak petani. Anda perlu banyak petani untuk memberi makan orang-orang di kota untuk membangun monumen besar, dasar peradaban di ladang, peternakan. Buku saya benar-benar adalah tentang bukti awal domestikasi atau akar peradaban ketimbang monumen," jelasnya panjang lebar.
Menurut Oppenheimer, di masa lalu Asia Tenggara merupakan sebuah benua yang solid dan tidak tercerai berai seperti saat ini.
"Jika Anda membuka Atlas, anda akan melihat laut dangkal. Jika anda melihat Laut Cina Selatan, Laut Jawa, itu lahan kering yang menghubungkan Kalimantan, Jawa, Bali, Sumatera, semenanjung Malay sekaligus dalam satu benua," tuturnya.
(her/gun)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini