"Ada 170 WNI di atas kapal itu. Informasinya hingga saat ini semuanya selamat," kata seorang petugas di Kedutaan Besar RI (KBRI) Roma, Italia, saat dihubungi detikcom, Minggu (15/1/2012).
Menurut dia, semula ada 2 WNI yang dirawat di RS karena mengalami luka-luka. Namun salah seorang dari mereka sudah dibolehkan meninggalkan RS.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Musibah terjadi pada Jumat 13 Januari 2011 saat makan malam. Ketika kapal menabrak karang, orang-orang berebutan menyelamatkan diri. Suasananya sangat kacau, menakutkan, air laut sangat dingin dan gelap gulita, persis seperti yang digambarkan di film Titanic besutan tahun 2007.
Penumpang kapal yang selamat diungsikan ke sekolah, hotel dan gereja di Kota Giglio, sebuah kepulauan. Sedang yang terluka serius dilarikan ke pusat pertolongan pertama di tenda-tenda di dermaga. Ambulans hilir mudik dari pinggir laut dan memacu menaiki bukit yang terjal, diiringi sirene meraung-raung.
Jumlah penumpang yang selamat melebihi jumlah penduduk Kota Giglio yang hanya 1.500 orang. Walikota Giglio, Sergio Ortelli, meminta "siapa pun yang memiliki atap" untuk membuka pintu rumahnya untuk para korban kapal pesiar. Korban selamat juga ada yang dibawa helikopter dan kapal feri ke Kota Grosseto dan Porto Santo Stefano.
Costa Crociere, perusahaan pemilik kapal pesiar, mengatakan belum mengetahui dengan segera penyebab kecelakaan itu. "Pikiran kami tertuju ke para korban dan kami ingin menyampaikan belasungkawa kami dan kedekatan kami kepada keluarga dan teman-teman," katanya.
Costa Concordia, kapal terbesar yang pernah dibangun di Italia, dijadwalkan mengitari Savona, Marseille, Barcelona, Palma de Mallorca, Cagliari dan Palermo, dan pelayaran itu dijanjikan akan menjadi perjalanan dengan 'aroma buah jeruk'.
(vit/nrl)