Diperkirakan, jumlah penderita cikungunya ini akan terus meningkat. Demikian keterangan Kepala Puskesmas Kecamatan Limo, Kota Depok, dr Mutmainnah, kepada detikcom, Kamis (5/1/2012). Saat ditemui di Pos Penanganan Cikungunnya, RW 08, dr Mutmainnah mengatakan, daerah Grogol adalah kawasan endemik nyamuk Aedes Aegypti yang membawa virus alphavirus.
"Daerah sini adalah kawasan endemik nyamuk Aedes Aegyti yang memang suka hidup di daerah lembah dan curah hujan tinggi. Apalagi di daerah ini masih banyak
kebun-kebun kosong yang tidak digarap oleh pemiliknya," ujarnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
bertetangga dengan Grogol. Alasannya, karena nyamuk Aedes Aegyti dewasa dapat terbang menjelajah dalam radius 200 meter. "Nyamuk Aedes Aegypti dapat terbang sejauh 200 meter, jadi ada kemungkinan wabah ini akan menyebar," terangnya.
Tak ada yang cara dapat menghentikan pembiakan nyamuk ini, selain masyarakat harus disiplin dalam menjaga kebersihan lingkungan dan tidak membiarkan adanya genangan
air yang mengambang di sekitar rumah.
"Nyamuk ini berkembang biak dalam genangan air bersih, seperti bak mandi, tampah penampungan air, dan kaleng bekas yang menampung air hujan. Setiap anggota keluarga harus telaten memerikasan penampungan air," terangnya.
Mutmainnah mengatakan, Pukesmas Limo telah membentuk team pemantau jentik nyamuk di setiap RW yang tiap hari Jumat melakukan meninjauan ke rumah warga. Namun hal
itu kembali lagi kepada pribadi masing-masing masyarakat.
"Di sini agak sulit karena 50 persen warganya hanya penetap sementara, bukan warga menetap. Warga pendatang yang umumnya tinggal di rumah kontrakan sulit untuk diarahkan kerena tidak pernah mau hadir bila ada penyuluhan dari kader jumantik. Tingkat kesadaran kebersihan lingkungan mereka pun rendah," paparnya.
Warga musiman ini pada umumnya bekerja di sektor informal sebagai pedagang makanan keliling seperti, gerobak bakso, mie ayam, batagor, dan jenis lainnya.
(anw/anw)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini