Cerita Kebaikan Lumba-lumba

Perburuan Sahabat Manusia (4)

Cerita Kebaikan Lumba-lumba

- detikNews
Jumat, 23 Jul 2004 08:40 WIB
Pekanbaru - Apa sebenarnya salah dan dosamu wahai sahabat? Padahal kau bukanlah sejenis binatang ternak yang "halal" untuk dibantai, dicincang, dijual dan jasadmu dihidangkan diatas meja makan?Padahal kau lumba-lumba, dikenal di seluruh dunia ini sebagai sahabat manusia yang tidak kenal pamrih. Malah badan internasional pun sepakat untuk melindungimu dari kekejaman manusia. Seluruh negara di dunia ini pun, termasuk habitatmu yang ada di Indonesia, juga sepaham untuk tidak memburumu. Tapi, nasibmu di negera ini terus dibantai. Mungkin, segudang cerita tentang kebaikan lumba-lumba tidak akan pernah hilang. Cerita dari mulut-kemulut, belum pernah terdengar lumba-lumba membantai manusia. Belum juga terdengar di surat kabar lumba-lumba menghacurkan kapal-kapal di tengah laut. Tapi sebaliknya, kita selalu terperangah akan cerita unik dan kebaikan si lumba-lumba ini. Di lautan negara manapun dia, selalu terdengar kabar akan pertolongannya terhadap musibah di tengah laut.Simaklah cerita-cerita lain tentang kebaikan ikan lumba-lumba juga terjadi di Bagansipai-api di Riau yang selama ini ikan itu terus diburu. Dari mulut-kemulut kemulut, sekitar sepuluh tahun yang silam sebuah kapal nelayan di kawasan pantai Bagan terpecah karena terhempas ombak Selat Malaka. Saat itu, konon di atas kapal kayu itu ada empat orang, satu orang diantarnya masih anak-anak. Kapal yang terpecah ditengah laut itu, membuat tiga orang nelayan tewas karena tidak ada pertolongan. Namun seorang bocah yang ikut dalam kapal itu, terselamatkan. Ini karena tak lama setelah kapal itu pecah, puluhan ikan-lumba-lumba menolong bocah itu ke pinggir pantai.Timbul pertanyaan, mengapa hanya sang bocah yang mendapat pertolongan dari lumba-lumba itu? Menurut Sumardi nelayan asal Bagan, nyawa anak kecil itu tertolong karena darah yang ada dalam tubuhnya belum dilumuri dengan darah ikan lumba-lumba. Jangankan untuk membunuh ikan lumba-lumba, mungkin memakan dagingnya pun anak kecil itu belum pernah. Tapi lain hal bagi ketiga nelayan tadi, konon mereka tidak diselamatkan karena mungkin mereka adalah salah satu dari ribuan nelayan di Bagan yang pernah membunuh atau menyantap ikan lumba-lumba itu. "Memang cerita ini sulit kami buktikan. Tapi nelayan atau masyarakat di Bagan ini sangat percaya akan cerita itu. Sampai detik ini pun masyarakat masih yakin akan adanya peristiswa tersebut," tutur Sumardi.Lumba-lumba Yang Cerdas Apa yang diceritakan Sumardi tadi, hanya sekelumit dari seonggok cerita lainnya akan kebaikan lumba-lumba. Malah disejumlah negara Eropa, banyak ibu-iu yang akan melahirkan sengaja mintan bantuan kepada lumba-lumba. Berbagai penelitian menyimpulkan lumba-lumba Tursiops, atau dikenal dengan sebutan lumba-lumba si hidung botol dikatagorikan memiliki kemanpuan intelijen tinggi di antara mamalia sejenisnya. Sebagian ada yang mengatakan, lumba-lumba mampu mempelajari suatu prosedur rumit. Hanya dengan sebuah contoh yang diperagakan, lumba lumba akan cepat untuk menirunya. Lihat saja, atraksi permainan di kolam yang selalu menjadi tontonan anak-anak dan orang dewasa itu. Lumba-lumba itu mampu berkomunikasi dengan manusia.Kecerdasan yang dimiliki lumba-lumba itu, tidak hanya sekedar buat hiburan semata. Intelijennya yang tinggi itu bisa dimanfaatkan untuk membantu kecerdasan otak pada anak-anak cacat mental. Buktinya, Australia, Amerika Serikat ada terapi cacat mental menggunakan lumba-lumba. Sejumlah ahli menyimpulkan, frekuensi tinggi suara lumba-lumba bisa mempengaruhi otak anak-anak, meningkatkan kemampuan motorik dan koordinasinya."Sayangnya, lumba-lumna yang cerdas itu tidak bisa kita mafaatkan. Malah yang ada di negeri ini pembantainya yang tak kunjung teratasi. Negara kita ini, belum terlihat keseriusan untuk melestarikan populasi lumba-lumba," kata Bismark Tampubolon Ketua Kelompok Pelestarian Sumberdaya Alama kepada detikcom. Kunci persoalan katanya, adalah pada perdagangan daging-lumba-lumba. Bila saja tak ada permintaan, tentulah perburan akan berkurang dengan sendirinya. Tapi sangat disayangkan, pemerintah setempat tidak mampu membendung lajunya perburuan sahabat manusia itu hanya karena alasan jaring yang terkoyak.Tapi percayalah, kata Bismark, ancaman rusaknya jaring nelayan itu tidak perlu dirisaukan lagi. Sebab, sindirnya, paling lama sepuluh tahun mendatang, jaring nelayan itu tidak akan pernah lagi terkoyak lumba-lumba. Karena waktu sepuluh tahun, merupakan waktu yang singkat akan punahnya lumba-lumba itu."Jangan harap, sepuluh tahun mendatang, ada lumba-lumba lagi di kawasan pantai timur Sumatera. Lumba-lumba itu akan segera punah akibat pembantainya ribuan nelayan. Kalau sudah begini, mungkin nelayan akan puas, karena jaring mereka tidak akan terkoyak lagi," lirihnya.Jika binatang itu telah punah, maka jangan harap lagi anak-anak mendatang bisa melihat lumba-lumba meloncat-loncat di kolam. Tidak akan terlihat lagi, lumba-lumba yang menghibur manusia dengan meloncat di lingkaran api.Untuk kelestarianya, sudah saatnya pemerintah pusat maupun daerah, untuk segera mengambil langkah tegas akan perburuan yang tidak memiliki kepribinatangan di Bagansiapi-api itu. (mar/)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads